khulafa'u al-Rasyidin (biografi singkat dan kepemimpinannya)
Khalifah
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Abu
Bakar Ash Shiddiq
Nama asli beliau adalah Abdullah bin Abi Quhafah. Sedangkan nama
lengkap nya adalah, :“Abdullah bin Utsman bin Amir bin Amru bin Ka’ab bin Sa’ad
bin Ta’im bin Murrah bin Ka’ab bin Lu’ai bin Ghalib bin Fihr al-Quraisiy
at-Taimi”. Lahir pada tahun 572 M di Makkah. Keturunan dari suku Taim bin
Murrah, jika di tarik garis keturunannya keatas, pertautan asal keturunan Abu Bakar akan bertemu dengan
keluarga Nabi, yakni bertemu dalam darah Adnan. Di juluki Abu Bakar karena beliau
gemar membiakkan unta (Bakar dalam perkataan Arab berarti unta betina). Serta
di beri gelar Ash-Shiddiq oleh Nabi, karena beliau lah orang yang selalu
percaya dan membenarkan semua perkataan Nabi.
v Kisah Sayyidina Abu Bakar masuk Islam :
Diriwayatkan oleh Ibnu Mas’ud : suatu hari Abu Bakar berkunjung ke
Yaman untuk mengurusi perniagaan yang di milikinya. Hal biasa yang di lakukan
Abu Bakar ketika di Yaman adalah mengunjungi para orang tua atau
pendeta-pendeta yang sangat rajin membaca Alkitab dan mempunyai banyak murid.
Lalu suatu hari, salah satu dari pendeta tersebut menebak bahwa Abu Bakar
adalah keturunan Arab Quraish dan ingin melihat perut Abu Bakar, awalnya Abu
Bakar menolak memperlihatkan perutnya sebelum ia tahu apa alasannya. Kemudian
sang Pendeta pun bercerita berdasarkan pengetahuannya. Di ceritakan bahwa di
tanah Arab akan ada seorang Nabi yang akan di dampingi oleh 2 orang sahabatnya.
Di antara sahabat itu seseorang yang berkulit putih dan berbadan kurus dengan
tahi lalat di perutnya, serta ada satu tanda di paha kirinya. Abu Bakar pun
menunjukkan kedua bagian itu dan ternyata memang beliau lah orang nya.
Setelah Abu Bakar selesai mengurus perniagaan nya, beliau bersiap
untuk kembali ke Makkah, namun sebelum kembali, beliau menyempatkan diri mampir
ke tempat pendeta tersebut untuk berpamitan. Pendeta itu meminta agar Abu Bakar
menyampaikan beberapa rangkap syair pnedeta itu kepada masyarakat Makkah.
Setibanya di Makkah, Abu Bakar datang menemui Nabi Muhammad. Dan
berkata :
“wahai Muhammad, tuan telah mencemarkan nama keluarga tuan. Ajaran
Tuan itu sangat menyimpang dari ajaran nenek moyang kita.” Kata Abu Bakar.
“Saya adalah utusan Allah, saya di utus kepadamu dan seluruh ummat
manusia.” Kata Rasulullah dengan tegas.
“apakah buktinya wahai Muhammad?”
“Buktinya adalah orang tua yang Tuan temui di negeri Yaman tempo
hari”
“yang mana wahai Muhammad? Karena banyak orang yang aku temui di
sana’’
“orang tua yang mengirimkan rangkap-rangkap syair kepada
orang-orang Makkah”
“siapakah yang memberi tahu tuan?” tanya Abu Bakar keheranan.
“ Malaikat yang pernah menemui Nabi-nabi sebelum saya yang memberi
tahu.” Jawab Nabi.
Abu Bakar pun seketika percaya dengan penuturan Nabi dan terus
menerima ajaran Islam yang di bawa oleh Nabi Muhammad.
Hingga pada suatu ketika Abu Bakar di datangi oleh para pembesar
Quraisy. Mereka mengadu bahwa anak saudara Au Thalib yang yatim piatu
(Muhammad) mengaku dirinya sebagi Nabi. Karena Muhammad adalah sahabat Abu
Bakar, orang-orang Quraisy tidak bisa mengambil cara kekerasan yakni
pembunuhan, dan mereka berharap Abu Bakar akan menyelesaikan masalah ini.
v Penunjukan Abu Bakar sebagai Khalifah
Proses pengangkatan Abu Bakar sebagai khalifah berlangsung
dramatis. Setelah Rasulullah wafat, kaum muslimin di Madinah berusaha untuk
mencari penggantinya. Ketika kaum Muhajirin dan Anshar berkumpul di Saqifah
bani Sa’idah terjadi perdebatan tentang calon khalifah. Masing-masing
mengajukan argumentasi nya tentang siapa yang berhak sebagai khalifah. Kaum
Anshar mencalonkan Sa’id bin Ubaidillah, seorang pemuka dari suku al-Khasraj
sebagai pengganti Nabi. Dalam kndisi tersebut , Abu Bakar, Umar, dan Abu
Ubaidah bergegas menyampaikan pendirian kaum Muhajirin, yaitu agar menetapkan
pemimpin dari kalangana Quraisy. Akan tetapi hal tersebut mendapat perlawanan
kerasa dari al-Hubab bin Munzir (kaum Anshar). Di tengah perdebatan tersebut
Abu Bakar mengajukan dua calon Khalifah, yaitu Abu Ubaidah bin Zahrah dan Umar
bin Khattab, namun kedua tokoh ini menolak usulan tersebut. Akan tetapi Umar
bin Khattab tidak membiarkan proses itu semakin rumit, maka dengan suara
lantang beliau membaiat Abu Bakar sebagai Khalifah.
Bukan kah Rasulullah telah menyuruh anda sebagai Imam Sholat bagi
kaum Muslimin? Jika Rosul sudah percaya kepadamu soal agama, maka kami akan
mempecayakan engkau untuk urusan keduniaan. Sejak saat ini, anda adalah
khalifah yang pertama. Kamai semua membaiat anda, karena annda lah orang yang
paling di cintai Rasul dari pada kami, kata Umar tatkala membaiat Abu Bakar. Di
susul oleh Abu Ubadah. Kemudia proses pembaiatan pun terus berlanjut, seperti
yang di lakukan oleh Basyir bin Saad dan pengikutnya yang hadir dalam pertemuan
tersebut.
Proses pengangkatan Abu Bakar, sebagai Khalifah ternyata tidak
sepenuhnya mulus karena ada beberapa orang yangbelum memberikan ikrar, seperti
Ali bin Abi Thalib, Abbas bin Abdul Muthalib, Zaubair bin al-Awwam, Salman
al-Farisi, Ubay bin ka’ab dan lain-lain.
Telah terjadi pertemuan sebagian kaum Muhajirin dan Anshar dengan
Ali bin Abi Thalib di rumah Fatimah, mereka bermaksud membaiat Ali, dengan anggapan
bahwa Ali bin Abi Thalib lah yang lebih patut menjadi Khalifah, karena Ali
berasal dari bani Hasyim yang berarti ahlul Bait.
Proses pengangkatan Abu Bakar sebagai Khalifah pertama menunjukkan,
betapa seriusnya masalah sukesi kepemimpinan dalam masyarakat Islam pada masa
itu, di karena kan suku-suku Arab kepemimpinan mereka di dasarkan pada sistem
senioritas dan prestasi, tidak di wariskan secara turun-temurun. Setelah di
dapatkan kespakatan dalam proses pengangkatan Abu Bakar sebagai Khalifah, kemudian
beliau berpidato, yang isinya berupa prinsip-prinsip kekuasaan Demokratis yang
selayaknya di miliki oleh seorang pemimpin Negara.
v Peran dan peristiwa penting pada masa pemerintahan
Di antara peristiwa besar yang terjadi pada masa Khallifah Abu
Bakar ash-Shiddiqa adalah :
1.
Pengirimana
pasukan Usamah ibn Zaid yang di persiapkan Rasulullah sebelum beliau wafat.
Pasukan ini punya misi menyerang beberapa Kabilah Qudha’ah dan sekitarnya,
seperti Ghassasinah, yang menghalangi kaum Muslimin dalam perang Mu’tah.
2.
Membersihkan
kaum Muslimin dari kemurtadan yang terjadi hampir di semua Jazirah Arab.
3.
Usaha
perluasan wilayah Islam, di antaranya adalah perang Yamamah melawan Musailamah
al-Kazzab, dan Bani Hanifah serta para pengikutnya dari kalangan orang murtad.
Demikian juga penaklukan wilayah Irak dan Syam.
4.
Penunjukan
Umar bin Khattab sebagai Khalifah sesudahnya. Menurut para sejarawan,
penunjukan Khalifah pengganti merupakan peran terbesar yang telah ditorehkan
Abu Bakar dalam rangkaian jasa-jasanya.
Kemajuan yang telah di capai pada masa pemerintahan Abu Bakar
selama kurang lebih dua tahun sebagai Khalifah dalam pengmbangan Islam di
antaranya :
a.
Memerangi
kaum Murtad
Setelah Rasulullah wafat, sekelompok orang Madinah menyatakan
keluar dari Islam dan melakukan pemberontakan. Kelompok ini lah yang kemudian
di sebut kaum Riddah.
b.
Mengatasi
orang yang tidak mau membayar zakat
Ada beberapa orangyang berpendapat bahwa membayar zakat hanya
kepada Nabi Muhammad, oleh karena itu, setelah Nabi wafat mereka enggan
membayar zakat.
c.
Memberantas
Nabi palsu
Orang-orang yang mengaku sebagai Nabi sebenarnya sudah ada semenjak
Nabi Muhammad masih hidup. Namun setelah Nabi SAW wafat merk asemakin berani,
diantara orang-orang yang megaku Nabi adalah.
Ø Aswad al-Ansi, orang yang pertama kali mengaku Nabi
Ø Musailamah al-Kadzab, pada waktu perang Yamamah yang menyebab kan
banyak penghafal al-Qur’an wafat
Ø Saj’ah, wanita Kristen yang mengaku sebagai Nabi
Ø Thulaihah bin Khuwailid, dalam pertempuran iya kalah dan akhirnya
masuk Islam.
d.
Perluasan wilayah Islam
ü Perluasan ke wilayah Irak dan Persia, yang di pimin olleh Khalid
bin Walid
ü Perluasan ke wilayah syiria di pimpin oleh Usamah bin Zaid
ü Perluasan ke wilayah Palestina, di pimpin oleh Amr bin Ash
ü Perluasan ke wilayah Roma, di pimpin oleh Ubaidah bin Jarrah
ü Perluasan wilayah ke Damaskus, di pimpin oleh Yazid bin Muawiyah
ü Perluasan wilayah ke Yordania, di pimpin oleh Surah bin Hasanah
e.
Pengumpulan
Ayat-ayata al-Qur’an
Dalam perang Yamamah, banyak sekali par aasahabt penghafal a-Qur’an
yang wafat, oleh karena itu sahabat Umar bin Khattab mengusulkan agar di
lakukan pembukuan al-Qur’a karena Khawatir al-Qur’an akan musnah. Oleh karena
itu Khalifah Abu Bakar memberikan tugas
kepada Zaid bi Sabit untuk menuliskannya dalam satu mushafdan di simpan di
kediaman Abu Bakar.
f.
Meningkatkan
kesejahteraan ummat dan perbaikan sosial
Usaha untuk menciptakan stabilitas wilayah Islam dengan berhasilnya
mengamankan tanah Arab dari para penyelewengan. Adapun usaha yang di tempuh
untuk perluasan dan pengembangan wilayah Islam Abu Bakar melakukan perluasan
wilayah luar Jazirah Arab. Daerah yang di tuju adalah Iraq, Syiria, yang
berbatasan langsung dengan wilayah kekuasaan Islam.
v Wafatnya Abu Bakar
Di riwayatkan Ummul Mu’minin Aisyah r.a. dia berkata : “mula-mula
ayah ku merasakan sakit sesaat setelah beliau selesai mandi, saat itu
bertepatan hari senin tanggal 7 Jumadil ahir. Ari itu cuaca sangat dingin,
saking dinginnya, beliau lalu terserang demam selama 15 hari dan tidak keluar
rumah untuk mengimami salat berjamaah. Beliau meminta Umar bin khattab supaya mengganti kannya menjadi imam shalat
bagi ummat Islam.
Setelah selesai shalat, para sahabat datang menjenguk beliau yang
sedang terbaring sakit, seamakin bertambahnya hari, semakin bertambah pula
sakitnya. Di sela-sela kondidi sakitnya itu, beliau meyempatkan diri
menyinggahi rumah yang di tinggal kan Rasulullah, pada hari yang sama, beliau
juga menyempatkan mengunjungi Sayyidina Utsman bin Affan. Setelah Utsman tahu
bahwa beliau sakit, Utsman mewajibkan seluruh kaum muslimin untuk menjenguk
Khalifah mereka yang sedang terbaring sakit.
Akhirnya, Khallifah Abu Bakar wafat pada hari senin sore menjelang
malam. Saat itu bertepatan di hari ke 8bulan Jumadil Ahir pada tahun ke 13
Hijriah atau 2 tahun lebih setelah Nabi wafat. Beliau menjabat sebagai Khalifah
pertama selam 2 tahun 3 bulan di tambah 10 hari. Pada waktu itu Umar
menggantikan posisinya sebgai imam kaum Muslimin dalam Shalat. Ketika sakit ,
beliau menuliskan wasiatnya agar tampuk pemerintahan kelak di berikan kepada
Umar bin Khattab, dan yang menjadi juru tulis waktu itu adalah Utsman bin
Affan. Setelah surat selesaisegera di bacakan kepada segenap kaum Muslimin, dan
mereka menerimanya dengan kepatuhan dan ke taatan.
B.
Umar
bin Khattab
v Kelahiran dan awal masuk Islam
Nama lengkapnya adala Abu Hafs Umar bin Khattab, bin Nufail, bin
Abdul Uzza, bin Riyad, bin Abdillah, Bin Qarth, bin Razah, bin Adi, bin Kaab,
bin Luai, bin Ghalib, bin Fihr al-Adawiy al Qurasy. Nasab Umar bertemu dengan
Rosulullah pada Kaab bin Luay, sedangkan ibunya adalah Hantamah binti Hasyim
bin Mughirah bin Abdullah bin Umar bin Makhzum bin Yaqzah bin Murrah, bin Kaab
bin Luay bin Ghalib.
Umar di lahirkan 13 tahun setelah tahun Gajah, perawakannya tinggi,
besar dan tegap dengan otot-otot yang menonjol dari kaki dan tangannya,
jenggotnya lebat dan berawajah tampan, serta warna kulit yang coklat
kemerah-merahan.
Sebelum masuk Islam Umar di kenal sebagai orang yang sangat benci
terhadap kaum Muslimin, dan terkenal pula dengan orang yang paling keras
menyakiti mereka.
Adapun peristiwa masuk Islam nya Umar sangat unik. Pada suatu hari,
Ia (Umar) keluar dengan menghunus pedang dan bermaksud membunuh Rasulullah.
Dalam perjalanan ia bertemu dengan Nua’aim bin Abdullah al-Adawy, seorang
laki-laki dari bani Zuhroh. Lelaki itu berkata kepada Umar, “ mau kemana wahai
Umar” .
Umar menjawab : “ aku hendak membunuh Muhammad”
Nua’im : “ bagaiman kamu akan dari bani Hasyim dan bani Zuhroh
kalau kamu membunuh Muhammad.
Umar : “ tidak lah aku melihatmu, melainkan kamu telah meninggal
kan ajaran nenek moyang mu.
Nua’im : “ maukah aku tunjukkan yang lebih mencengang kan mu wahai
Umar ? sesungguhnya adik
perempuan mu, yaitu Fatimah dan suaminya Sa’id telah meniggalkan agama yang
kamu yakini.
Umar bin Khattab lalu mengalihkan jalannya menuju rumah fatimah. Disan
juga hadir Hubbab bin Arts yang memegang lembaran ayat al-Qur’an dan
membacanya, ketika mereka mendenganr kedatangan Umar Khubbab bersembunyi,
Fatimah mengambil lembaran al-Qur’an itu dan menyembunyikannya. Ketika Umar
masuk ia bertanya : “apa yang aku dengar tadi?”, suami istri itu mengingkari
adanya suara. Umar kemudian menyampaikan bahwa mereka berdua telah
meningggalkan agama leluhur mereka, dan mengikuti ajaran Muhammad. Umar
memperlakukan Sa’id dengan kasar, dan Fatimah tetap membelanya. Maka Umar
memukul dan melukainya. Saat itulah Fatimah dan suaminya Sa’id menyatakan
dengan tegas bahwa : “ memang kami telah memeluk Islam dan beriman kepada
Rasulullah, silakan lakukan apa yang ingin kamu lakukan”.
Ketika adiknya berlumuran darah, ia (Umar ) merasa iba dan
menyesal. Lalu ia meminta lembaran yang tadi di sembunyikan nya dan hendak
membacanya. Tetapi Fatimah baru akan memberinya setelah Umar bersumpah tidak
akan merusaknya. “engkau najis pergilah mandi terlebih dahulu”, kata Fatimah.
Umar menuruti Fatimah, setelah ia mandi di bacanya lembaran itu, yang ternyata
bertuliskan Firman Allah awal Qs Thaha. Umar terkagum-kagum dengan apa yang di
bacanya, dan di sanalah penuh tekadnya untuk memeluk Islam. Setelah Khubbab
mendengan bahwa Umar menyatakan kekaguman nya, maka ia menampakkan diri dari
persembunyian nya dan berkata, “ Demi Allah, aku berharap Allah memilih mu
untuk mengabulkan do’a Nabi Nya, kemarin aku mendengar Nabi ber do’a : “ya
Allah kukuhkan lah Islam dengan Islam nya Abu Hakam bin Hisyam dan Umar bin
Khattab.
Ketika itulah Umar meminta untuk di antar menemui Rasulullah.
Setibanya dirumah, dimana Nabi sedang berkumpul dengan para sahabat, Umar
mengetuk pintu. Salah seorang sahabatmengintip dari celah pintu dan melihat
Umar dengan membawa pedang. Ia lalu melapor kepada Rasulullah. Hamzah paman
Nabi berkata : “ biarkan dia masuk, kalau dia bermaksud baik kita sambut dia.
Dan juga sebaliknya, kalau bermaksud buruk kita bunuh dia dengan pedang nya
sendiri.
Lalu Rasulullah menemui Umar di kamar, beliau berkata, ; “ apa
sebab kedatangan mu? Demi Allah aku menduga engkau tidak akan berhenti sampai
Allah menimpakan halilintar atas dirimu”, Umar menjawab,: “ wahai Rosul, aku
datang untuk beriman kepada Allah dan Rasulnya serta percaya pada apa yang di
sampaikan Rosul dari Allah. Mendengar itu Rasulullah bertakbir, sehingga
seluruh penghuni rumah tau bahwa Umar telah memeluk Islam. Peristiwa itu
terjadi pada tahun kelima ke-Nabian, setelah kaum Muslimin Hijrah ke Habsyah.
Ada juga yang mengatakan pada bulan Zulhijjah tahun ke enam ke-Nabian.
Dan setelah itu Umar mulai masuk Islam, Allah membuktikan dengan ke
Islaman Umar terhadap apa yang di harapkan Rasulullah. Sehingga sahabat Ibn
Mas’ud pernah berkata : “ kami tetap dalam keadaan jaya semenjak Umar masuk
Islam.
v Penunjukan sebagai Khalifah
Pada tahun 634 M, ketika kaum Muslimin sedang bergerak menakluk kan
Syam Abu Bakar jatuh sakit. Kala merasa ajalnya sudah dekat, Abu Bakar ingin
menentukan penggantinya, karena khawatir timbul percekcokan di antara kaum
Muslimin. Pikiranny tertuju pada Umar, Abu Bakar mendiskusikannya dengan
beberapa sahabat terkemuka, beliau meminta penilaian dari para sahabt senior
mengenai Umar. Ia (Abu Bakar) bertanya kepada Abdurrahman bin Auf, Utsman bin
Affan, Asid bin Khudairal-Anshari, Said bin Zaid, dan sahabat lainnya dari
golongan Muhajirin dan Anshar. Pada umumnya para sahabat memuji dan menyanjung
Umar.
Setelah mendapat persetujuan dari mereka, Abu Bakar meminta
keluarganya membawanya (membopongnya) ke arah orang-orang yang tengah berkumpul
di Masjid. Dari jendela kamar yang mengarah ke masjid, ia ber khutbah, : “wahai
sekalian manusia,Ridhakah kalian dengan seorang yang aku tunjuk sebagai
pengganti ku? Demi Allah aku tidak memutuskan menurut pendapat pribadiku atau
karena kekerabatan. Tapi aku menunjuk Umar bin Khattab sebagai penggantiku,
dengarkan dan taatilah perintahnya.
Mereka serentak menjawab, : “ ya, kami semua setuju, kami patuh dan
taat”. Lalu Abu Bakar ber Do’a, “ya Allah tidak ada sesuatu yang aku inginkan
dari penunjukan Umar kecuali kebaikan bagi kaum Muslimin, dan menghindarkan
mereka dari permusuhan. Apa yang aku putuskan kepada mereka, engkau lebih
mengetahui nya. Aku menjatuhkan pilihan kepada orang yang paling kuat, paling
baik, dan paling besemangat di antara mereka untuk memberi mereka petunjuk
kebenaran.
Hari berikutnya Abu Bakar wafat dan langsung di makamkan di sisi
makam Rasulullah. Maka dengan demikian lah kaum Muslimin pada tahun 634 M(13H)
membaiat Umar bin Khattab sebagai Khalifah. Setelah di Baiat, Umar naik ke atas
mimbar dan berpidato, : kalau bukan karena harapan ku untuk menjadi yang
terbaik di antara kamu, dan yang terkuat atas kamu. Wahai mannusia, aku telah
di tetapkan berkuasa atas kamu, namun penting dalam mengani urusan mu, aku
tidak akan menerima amanat dari mu. Cukuplah suka dan duka bagiku menuggu
perhitungan untuk memberikan pertanggung jawaban mengenai zakat mu, bagai mana
aku menarik nya dari mu, dan bagaimana aku menyalurkannya, dan caraku
memerintah kamu. Karena aku tidak dapat menyandarkan pada kekuasaan atau pu
strategi yang cerdas, jika Allah mempercepat Rahmat, pertolongan dan Ridha nya
kepada orang yang di kehendakinya.
v Peran dan peristiwa penting masa pemerintahannya
Ke Islaman beliau telah memberikan andil yang besar bagi
perkembangan dan kejayaan Islam. Beliau adalah pemimpin yang adil, tegas,
bijaksana, di segani, dan selalu memperhatikan urusan kaum Muslimin. Pemimpin
yang menegakkan ke Tauhid-an dan ke imanan, merobohkan ke Syirikan dan ke
kufuran, menghidupkan sunnah dan mematikan Bid’ah. Beliau adalah sahabat yang
paling ber ilmu tentang al-Qur’an dan as-Sunnah setelah Abu Bakar.
Tak seorang pun yang meragukan kepemimpinan Umar bin Khattab.
Seorang tokoh besar setelah Rasulullah dan Abu Bakar. Pada masa ke
pemimpinannya kekuasaan Islam bertambah luas, kaum Muslimin mampu menaklukkan
Persia, Msir, Syam, Irak, Burqah, Azerbaijan, Jurjan, Bsrah, Kufah, dan wilayah
lainnya.
Dalam masa kepemimpinan 10 tahun Umar bin Khattab,
penaklukan-penaklukan penting di lakukan oleh kaum Muslimin. Tak lama setelah
Umar memegang tampuk pemerintahan kaum muslimin, pasukan Islam sudah menduduki
wilayah di Suriah, dan Palestina, yang kala itu menjadi wilayah kekuasaan
kaisar Bizantium. Damaskus jatuh pada tahun itu juga, dan Yerussalem menyerah
dua tahun kemudian. Menjelang tahun 641 M, pasukan Islam telah menguasai
seluruh Palestina dan Suriah, dan di susul oleh
Turki. Tahun 639 M, pasukan Islam menyerbu Mesir, yang saat itu juga
berada di bawah kekuasaan Bizantiyum, dalam waktu tiga tahun penaklukan Mesir
dapat di lakukan dengan sempurna.
Penyerangan Islam terhadap Irak, yang saat itu berada di bawah
kekuasaan Persia telahdi mulai, bahkan sebelum Umar bin Khattab menjabat
sebagai Khalifah. Kunci kemenangan Islam terletak pada pertempuran Qadisiyah
tahun 637 M, pada masa Khalifah Umar bin Khattab. Menjelang tahun 641 M,
seluruh Irak sudah berada di bawah kekuasaan Islam, dan bukan hanya itu,
pasukan Islam bahkan menyerbu langsung Persia dalam pertempuran Nehavend 642 M.
Selain pemberani, Umar bin Khattab juga seorang yang cerdas.
Mayoritas sahabat nya pun berpendapat bahwa Umar menguasai 9 dari 10 ilmu.
Dengan kecerdasannya beliau mengeluarkan konsep-konsep baru seperti :
a.
Megeluarkan Undang-undang, yaitu di buatnya kebijakan
peraturan perundang-undangan mengenai ke tertiban pasar, ukuran dalam jual
beli, mengatur kebersihan jalan, dan lai-lain.
b.
Membagi
wilayah pemerintahan. Khalifah Umar membagi pemerintahan menjadi beberapa
bagian, yaitu : pemerintah pusat dan daerah. Khalifah bertindak sebagai
pemimpin pemerintahan pusat, sedangkan pemerintahan daerah di pegang oleh
gubernur.
c.
Membentuk
beberapa dewan, diantaranya : dewan perbendaharaan Negara, dewan militer, dan
juga utusan kehakiman.
Namun dengan begitu, beliau tidak lah menjadi congkak dan tinggi
hati. Justru beliau adalah seorang pemimpin yang Zuhud, dan Wara’, beliau
berusaha untuk mengetahui dan memenuhi kebutuhan rakyat nya. Beliau lah yang
dahulu lapar dan terahir kenyang. Beliau berjanji tidak akn memakan minyak
Samin dan makan daging hingga seluruh kaum Muslimin kenyang memakannya.
v Wafatnya
Sejumlah musuh-musuh Islam yang terdiri dari orang-orang Persia dan
Yahudi mengadakan komplotan untuk membunuh Umar bin Khattab. Pembunuhan ini di
lakukan seorang Nasrani bernama Abu Lu’luah. Abu Lu’luah adalah seorang dari
bangsa Persia yang di tawan oleh tentara Islam di Nahawand dan kemudian mejadi
Budak dari Mughirah bin Syu’bah.
Abu Lu’luah berhasil menyusup kedalam Masjid, di waktu Umar bin
Khattab hendak memulai Sholat shubuh, di kala itu hari masih gelap, maka di
tikam nya Umar dengan golok/pisau beberapa kali. Umar lalu memekik, maka
datanglah kaum muslimin untuk menolong Umar dan menangkap pembunuh itu, tapi
mereka juga di serang. Akhirnya kaum Muslimin dapat menangkap nya, tetapi iya
masih bisa menggunakan goloknya untuk membunuh dirinya sendiri. Beberapa hari
kemudian Umar wafat , pada hari rabu bulan Dzulhijjah tahun 23 H. Umar bin
Khattab di makam kan di samping makam Rasulullah dan makam Abu Bakar.
C.
Utsman
Bin Affan
v Kelahiran dan awal masuk Islam
Beliau di lahirkan pada tahun ke enam dari tahun Gajah. Nama
lengkapnya adalah, Utsman bin Affan, bin Abil Ash, bin Umayyah dari suku
Quraisy. Khalifah Utsman lahir pada 574 M dari golongan Bani Umayah. Ia memeluk
Islam karena ajakan Abu Bakar, dan menjadi salah seorang sahabat dekat Nabi
Muhammad SAW. Ia (Utsman) sangat kaya tetapi berlaku sederhana, dan sebagian
besar kekayaannya di gunakan untuk kepentingan Islam. Ia mendapat julukan Dzun
nur ‘ain, yang artinya : memiliki dua cahaya, karena menikahi dua putri Nabi
secara ber urutan setelah yang satu meninggal. Ia juga merasakan penderitaan
yang di sebabkan oleh tekanan kaum Quraisy terhadap kaum Muslimin di Mekkah,
dan ikut Hijrah ke Abesina beserta istrinya. Utsman menyumbang 950 ekor unta
dan 50 bagal, serta 1000 dirham dalam ekspedisi untuk melawan Bizantium di
perbatasan Palestina. Ia juga membeli mata air orang-orang Romawi yang terkenal
dengan harga 20.000 dirham, untuk selanjutnya di wakafkan bagi kepentingan
ummat Islam.
v Penunjukan sebagai Khalifah
Sperti halnya Umar, Utsman di angkat menjadi Khalifah melaui proses
pemilihan. Bedanya, Umar di angkat atas penunjukan langsung, sedangkan Utsman
di angkat atas penunjukan tidak langsung, yaitu melewati badan Syura yang di
bentuk oleh Umar menjelang wafatnya. Khalifah Umar membentuk sebuah komisi yang
terdiri dari enam orang calon, dengan perintah memilih salah seorang dari
mereka untuk di angkat menjadi Khalifah baru. Mereka iyalah : Utsman bin Affan,
Ali bin Abi Thalib, Thalhah, Zubair bin Awwam, Saad bin Abi Waqash, dan
Abdullah, di tambahkan kepada komisi enam itu, tetapi iya hanya mempunyai hak
pilih, dan tidak berhak di pilih. Musyawarah pemilihan di adakan di rumah
al-Musawwir bin Mukhrimah. Melalui persaingan yang agak ketat dari Ali, sidang
Syura akhirnya memberi mandat ke Khalifahan kepada Utsman bin Affan. Masa
pemerintahannya adalah yang terpanjang semua Khalifah, yaitu 12 tahun. Tetapi sejarah mencatat tidak seluruh masa
kekuasaannya menjadi saat yang baik dan sukses baginya. Para penulis sejarah
membagi zaman pemerintahan Utsman menjadi dua periode, yaitu, enam tahun pertama
merupakan masa kejayaan pemerintahannya dan tahun terahir masa pemerintahan
yang buruk.
v Peristiwa penting masa pemerintahannya
Pada masa pemerintahannya, Utsman melanjutkan sukses para
pendahulunya, terutama dalam perluasan wilayah kekuasaan Islam. Perluasan
wilayah yang di lakukan Utsman di lakukan dengan cara membentuk angkatan laut
untuk menyerang daerah kepulauan yang terletak di laut Tengah. Daerah strategis
yang sudah di kuasai Islam seperti Mesir, dan Irak,terus di lindungi dan
dikembangkan dengan melakukan serangkaian ekspedisi Militer yang terencanakan
secara cermat.
Pada saat itu pula di bangun kapal-kapal perang, sehingga dapat
menaklukkan pulau Cyiprus pada tahun 28 H yang di pimppin oleh Muawiyah bin Abi
Sofyan. Muawiyah juga berhasil menaklukkan beberapa benteng pertahanan pihak
musuh, tidak hanya di Cyiprusteapi juga menklukkan Armenia kecil sampai ke
Kikilia, sehingga penduduknya berhasil di ikat dengan perdamaian dengan
membayar Jizyah. Pertempuran penting di sini adalah “Zatis Sawari” (Peperangan
tiang kapal) yang terjadi di laut Tengah dekat kota Iskandariyah, antara
tentara Romawi di bawah pimpinan kaisar Constantin dengan Laskar Muslim
pimpinan Abdullah bin Abi Sarah. Dinamakan perang kapal, karena banyaknya
kapal-kapal perang yang di gunakan dalam peperangan tersebut. Di sebutkan
terdapat 1000 kapal, dan 200 kapal milik kaum Muslimin, sedangkan sisanya milik
tentara Romawi. Pasukan Islam bergerak dari kota Basrah untuk menaklukkan sisa
wilayah kerajaan Sasan di Irak, dan dari kota Kufah, gelombang kaum Muslimin
menyerbu beberapa Provinsi di sekitar laut Kaspia.
Karya monumetal Utsman lainnya yang di persembahkan kepada ummat
Islam iyalah : penyusunan kitab suci (al-Qur’an ) dalam satu Mushaf. Penysusnan
al-Qur’an dalam satu Mushaf di maksudkan untuk mengahiri perbedaan-perbedaan
serius dalam bacaan al-Qur’an. di sebutkan bahwa selama pengiriman ekspedisi
militer ke Armenia dan Azerbaijan, perselisihan tentang bacaan al-Qur’an muncul
di kalangan tentara kaum Muslimin, dimana sebagiannya berasal dari Irak dan
Suriah. Ketuan dewan penyusunan Al-Qur’an yaitu Zaid bin Sabit.
v Wafat nya Utsman bin Affan
Setelah melewati masa-masa gemilang pada paruh terahir
kekuasaannya, Khalifah Utsman menghadapi pemberontakan dan pembangkangan di
dalam Negeri yang di lakukan oleh orang-orang yang kecewa terhadap tabiat
Khalifah dan beberapa kebijaksaan pemerintahannya.
Utsman terpilih karen sebagai calon konservatif, ia adalah orang
baik dan saleh. Namu dalam beberapa hal kurang menguntungkan, karen Utsman
terlalu terikat dengan kepentingan-kepentingan orang Mekkah, khususnya kaum
Quraisy dari kalangan bani Umayyah. Oleh karena itu, Utsman berada di bawah
pengaruh dominasi, sehingga satu-persatu kedudukan tinggi ke Khalifahan di
pegang oleh anggota keluarganya.
Kelemahan dan Nepotisme Khalifah telah membawa khalifah ke puncak
kebencian rakyat, yang pada beberapa waktu kemudian menjadi pertiakian yang
mengerikan di kalangan Ummat Islam. Ketika Utsman mengangkat Marwan bin Hakim,
sepupu khalifah yang di tuduh sebagai orang yang mementingkan diri sendiri dan
suka intrik menjadi sekretarris utama khallifah, segera timbul emosi tidak
percaya dari rakyat. Begitu pula penempatan Muawiyah, Wald bin uqbah, da
Abdullah bin Sa’ad masing-masing sebagai gubernur Suriah, Irak, dan Mesir,
sangat tidak di sukai oleh umum. Di tambah lagi, tuduhan-tuduhan keras bahwa
kerabat khalifah memproleh harta pribadi dengan mengorbankan kekayaan umum dan
tanah negara.
Rasa tidak puas terhadap khalifah Utsman semakin besar dan
menyeluruh. Di kufah dan Basrah, yang di kuasai oleh Talhan dan Zubair, rakyat
bangkit menentang gubernur yang di angkat oleh khalifah. Hasutan yang lebih
keras terjadi di Mesir, selain ke tidak setiaan rakyat terhadap Abdullah bin
Sa’ad, saudara angkat khalifah, sebagai pengganti Amr bin Ash juga karen
konflik oal pembagian Ghanimah. Pemberontak berhasil mengusir gubernur yang di
angkat oleh khalifah, lalu mereka yang terdiri 600 orang Mesir dan
wakil-wakilnya menuntut khalifah untuk mendengarkan keluhan mereka. Khalifah
menuruti kemauan mereka dengan mengangkat Muhammad bin Abu bakar sebagai
gubernur Mesir. Mereka puas dengan kebijaksanaan khalifah dan pulang ke negeri
masing-masing. Akan tetapi di tengah jalan para pemben]rontak menemukan surat
yang di bawa oleh utusan khusus yang menerangkan bahwa wakil itu harus di bunuh
setelah sampai di Mesir. Menurut mereka surat itu di tulis oleh Marwan bin
Hakam, sehingga mereka meminta Marwan di serahkan ke pemberontak. Sedangkan Ali
bin Ai Thallib ingin menyelesaikan persoalan ini dengan damai, tetapi mereka
tidak dapat menerimanya. Mereka mengepung rumah khalifah dan membunuhnya ketika
khalifah sedang membaca al-Qur’an, pada tahun 35 H/17 Juni 656 M.
D.
Ali
bin Abi Thalib
v Kelahiran dan awal masuk Islam
Khalifah Ali di lahirkan di lahirkan sekitar 13 Rajab, atau 17
Maret 599 M di Makkah, dia Assabiqun al-awalun dan termasuk keluarga Nabi. Ali
bin Abi Thalib adalah sepupu dan sekaligus menantu Nabi, dengan pernikahannya
dengan Fatimah.
Ali bin Abi Thalib masuk Islam ketika beliau berusia 10 tahun, Ali
di kejutkan dengan melihat sepupunya Nabi Muhammad dan istrinya Khadijah sedang
bersujud. Ia terus terpana sampai keduanya selesai Sholat, dalam benaknya di
penuhi rasa heran. Ali bertanya, “kepada siapa kallian bersujud?”, sepupunya
Muhammad Rasulullah tersenyum, dan menjawab, “kami bersujud kepada Allah, dia
yang mengutusku menjadi Nabi, dan memerintahkan aku mengajak manusia menyembah
Nya”. Kemudian Rasulullah mengisahkan betapa jelek nya menyembah Berhala,
Rasulullah mengajak sepupu kecilnya itu untuk beribadah hanya kepada Allah.
Kemudian Iya membacakan ayat-ayat Al-Qur’an, mata anak 10 tahun itu membelalak
karena terpesona. Namun begitu iya berkata, “saya akan berunding dulu dengan
Abu Thalib”.
Semalam itu Ali gelisah, ayat-ayat al-Qur’an itu yang sangat indah
itu semakin menggema ke pelosok hatinya. Akhirnya, ketika hari esok nya, ia
menemui Rasulullah dan bunda Khadijah dan berkata, “ saya memutuskan untuk
mengikuti ajaran Islam, saya tak perlu berunding dengan ayah tentang hal ini,
sebab Allah menjadikan saya tanpa berunding dulu dengan ayah”. Saat itu lah Ali
tercatat anak yang pertamamasuk Islam.
v Penunjukan sebagai Khalifah
Kaum muslimin datang membaiat Alisebelum jenazah khalifah Utsman di
makam kan. Ada yang mengatakan setelah jenazah Utsman di makam kan. Pada awal
nya Ali bin Abi Thalib menolak baiat mereka, beliau menghindar ke rumah bani
Amru bin Mabdzul, seorang Anshar. Beliau menutup pintu rumah, beliau menolak
menerima jabatan khilafah tersebut, namun mereka terus mendesak beliau.
Orang-orang datang mnegetuk pintu dan terus mendesak, mereka membawa serta
Talhah, dan Zubair. Mereka berkata “sesungguhnya daulah ini tidak akan bertahan
tanpa Amir”, mereka terus mendesak hingga akhirnya beliau bersedia menerima
nya. Ada yang berpendapat bahwa yang membaiat Ali pertama kali adalah Talhah
dengan tangan kanan nya yang cacat karena melindungi Nabi pada saat perang
Uhud. Namun sebagian lagi berkata, “demi Allah pembaiatan ini tidak sah”. Ali
keluar menuju Masjid dan naik ke atas mimbar dengan mengenakan sarung dan
sorban dari sutra, sambil menenten sandal beliau dan bertelekan pada busur
beliau. Segenap kaum muslimin membaiat beliau. Peristiwa ini terjadi pada hari
sabtu tanggal 19 Dzulhijjah tahun 35 H.
v Peran dan peristiwa penting
pada masa pemerintahan nya
Selama masa pemerintahannya yang kurang lebih lima tahun, beliau
menghadapi berbagai pergolakan. Tidak ada masa sedikit pun yang dapat dikatakan
stabil. Beliau menghadapi berbagai tantangan yang di lancarkan oleh Thalhah cs,
Muawiyah, dan Khawarij, yang mengakibatkan terjadinya perang.
Ada beberapa peperangan yang terjadi pada masa khalifah Ali yang
menjadi sangat penting dalam catatan sejarah Islam. Sebab peristiwa itu
memperlihatkan sesuatu yang baru, dan menarik untuk di telusuri. Sebab di
antara di antara khalifah pendahulunya belum pernah ada yang turun langsungdi
medan peran selain beliau, dansekaligus panglimanya. Hanya saja sejarah
mencatat bahwa peristiewa itu justru terjadi antara sesama Muslim.
Meskipun banyak peperangan sesama Muslim pada masa Khalifah Ali bin
Abi thalib, banyak usaha yang di lakukan untuk pengembangan Islam, baik
perkembangan dalam bidang sosial, politik, militer, dan ilmu pengetahuan.
Situasi ummat islam pada masa pemerintahan khalifah Ali sudah sangat jauh
berbeda dengan masa-masa sebelumnya.
v Wafatnya Ali bin Abi Thalib
Menjelang Shubuh pada tanggal 17 Ramadhan 40 Hijriyah ketika sedang
Shalat di masjid Kufah, beliau di pukul dengan pedang beracun oleh Abdurrahman
bin Muljam hingga beliau mengeram kesakitan. Orang-orang yang mendengar
teriakan Ali keluar untuk mengetahui apa yang terjadi, mereka kaget melihat
Khalifah tergeletak ber lumuran darah. Segera orang menolongnya dan membawanya
ke rumahnya. Sesampai di rumah, khalifah dalam keadaan terluka ternyata masih
sempat menyuruh mereka bersegera ke Masjid agar tidak ketinggalan sholat subuh.
Usai sholat mereka kembali ke rumah khalifah untuk menolong nya. Sementara yang
lain berhasil menangkap pelakunya, mereka membawa nya ke tempat khalifah.
Walaupun dalam kondisi kritis, ia masih bertahan, di pandang nya satu persatu
anaknya dan para sahabatnya, nampak wajah-wajah kemarahan dan penuh dendam.
Lalu beliau berkata, bahwa masalah pembunuhan terhadap dirinya hanya di
selesaikan antara yang terbunuh dan pembunuhnya, khalifah tidak mau pembunuhan
terhadap dirinya di perpanjang yang berakibat pada perselisihan dan jatuhnya
korban yang lebih banyak. Dan pada akhirnya khalifah pun meninggal dan beliau
di makam kan di kufah pada malam hari.
Komentar
Posting Komentar