Makalah karakteristik ajaran Islam
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah yang senantiasa
menganugerahkan nikmat, serta rahman dan rahim-Nya kepada kita, sehingga kita
bisa melangsungkan segala aktifitas hingga saat ini. Shalawat dan salam kita
haturkan kepada Rosul kita nabi Muhammad SAW, yang telah membawa kita dari
zaman jahiliyah menuju zaman yang terang benderang saat ini, sekaligus sebagai
uswatun hasanah bagi ummatnya di seluruh alam
Makalah ini membahas tentang “Karakteristik Ajaran Islam”, serta
hal hal yang berkaitan dengannya.
Beberapa hambatan dan kesulitan kami hadapi dalam proses pembuatan, namun kami
sadari bahwa semua itu adalah rintangan yang harus dihadapi demi hasil yang
baik. Untuk itu kami berterima kasih kepada segenap pihak yang telah membantu
dalam proses penyelesaian makalah. Begitu pula dengan dukungan dan motivasinya
yang diberikan kepada kami. Kami berharap makalah ini bermanfaat bagi para
pembaca, dan bisa membantu saat dibutuhkan sebagai pendukung mata kuliah
Pengantar Studi Islam
Ciputat, 15 Oktober 2016
Tim penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................... i
DAFTAR ISI............................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
LatarBelakang....................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Karateristik Ajaran Islam.............................................. 2
B.
Prinsip-Prinsip
Ajaran Islam .......................................................... 9
C.
Persamaan
Ajaran Islam dengan Ajaran Lain .............................. 15
D.
Perbedaan
Ajaran Islam dengan Ajaran Lain ............................... 18
E.
Keunggulan
Ajaran Islam dari Agama lain .................................. 21
F.
UniversalitasAjaranIslam........................................................25
BAB III PENUTUP
A.
Kesimpulan.................................................................................... 30
B.
Saran.............................................................................................. 30
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Karakteristik adalah
watak,sifat,sifat yang khas atau yang membedakan satu dengan yang lainnya.
Dalam bahasa Indonesia karakter bararti sifat yaitu rupa atau keadaan yang
tampak pada suatu benda ,atau kata yang
menyatakan keadaan sesuatu seperti panjang ,keras,dan besar. Jadi karakter
ajaran Islam adalah sifat-sifat khas
Islam itu sendiri yang menjadi pembedanya dengan agama lain dalam meyakinkan
pemeluk-pemeluknya.
Kalau berbicara karakter,maka
kita harus tahu bagaimana sifat pribadinya,dengan mengenal sedekat
mungkin,jangan dari sampulnya saja. Begitu juga dengan Islam. Islam tidak bisa
dinilai hanya dari sampulnya saja,Islam mempunyai kekhasan ajaran-ajaran yang apabila
dibandingkan dengan kepercayaan lain maka disanalah akan tampak keunggulan dan
keunikkan ajaran Ilahi Rabbi ini. Banyak orang yang hanya memandang Islam dari
luarnya saja,bahwa Islam itu Taqlid,keras,terorismedan lain-lain sehingga
membuat ia meragukan agama yang diridhoi Allah ini. Yang mana Itu semua
ternyata bertolak belakang dari ajaran Islam yang sesungguhnya.Maka dari
itu,mudah-mudahan makalah ini dapat dipahami dengan baik untuk mengenal
karakteristik ajaran Islam.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Karakteristik ajaran islam
Karakteristik berasal dari bahasa Inggris, “Character”, yang berarti
watak, karakter, dan sifat. Selanjutnya, kata ini menjadi Characteristik
yang berarti sifat yang khas, yang membedakan antara satu dengan yang lainnya.
Dalam bahasa Indonesia, character berarti sifat yaitu rupa atau keadaan yang
tampak pada suatu benda. Atau kata yang menyatakan keadaan sesuatu seperti
panjang, keras, dan besar.[1]
Sedangkan islam mempunyai arti agama yang diajarkan Nabi Muhammad SAW yang
berpedoman pada Al-quran dan diturunkan di dunia ini melalui wahyu Allah[2]. Dari
defenisi tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa karaktker ajaran Islam adalah
sesuatu karakter yang harus dimiliki oleh setiap umat manusia dengan berpedoman
pada Al-Quran dan hadis.
Sebagai muslim, kita tentu ingin menjadi muslim yang sejati. Untuk itu, seorangmuslim harus menjalankan
ajaran Islam secara kaffah (total, menyeluruh), bukan hanya mementingkan satu
aspek dari ajaran Islam lalu mengabaikan aspek yang lainnya. Oleh karena itu,
pemahaman kita terhadap ajaran Islam secara syamil (menyeluruh) dan kamil
(sempurna) menjadi satu keharusan.Disinilah letak pentingnya kita memahami
karakteristik atau ciri-ciri khas ajaran Islam dengan baik.
Macam-Macam
Karakteristik Ajaran Islam
Dr. Yusuf Qardhawi
dalam bukunya Khasaais Al-Ammah Lil Islam menyebutkan bahwa karakteristik
ajaran Islam itu terdiri dari tujuh hal penting yang tidak terdapat dalam agama
lain, dan ini pula yang menjadi salah satu sebab mengapa hingga sekarang ini
begitu banyak orang yang tertarik kepada Islam sehingga mereka menyatakan diri
masuk ke dalam Islam. Ini pula yang menjadi sebab, mengapa hanya Islam
satu-satunya agama yang tidak "takut" dengan kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Karena itu, ketujuh karakteristik ajaran Islam
sangat penting untuk kita pahami[3].
1. Robbaniyyah.
Allah Swt merupakan Robbul alamin (Tuhan semesta alam), disebut juga dengan
Rabbun nas (Tuhan manusia) dan banyak lagi sebutan lainnya. Kalau karakteristik
Islam itu adalah Robbaniyyah, itu artinya bahwa Islam merupakan agama yang
bersumber dari Allah Swt, bukan dari manusia, sedangkan Nabi Muhammad Saw tidak
membuat agama ini, tapi beliau hanya menyampaikannya. Karenanya, dalam
kapasitasnya sebagai Nabi, beliau berbicara berdasarkan wahyu yang diturunkan
kepadanya, Allah berfirman dalam Surah An-Najm : 3-4
$tBurß,ÏÜZtÇ`tã#uqolù;$#ÇÌÈ÷bÎ)uqèdwÎ)ÖÓórur4ÓyrqãÇÍȼçmuH©>tãßÏx©3uqà)ø9$#ÇÎÈ
dan Tiadalah yang diucapkannya itu (Al-Quran)
menurut kemauan hawa nafsunya. ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang
diwahyukan (kepadanya).. yang diajarkan kepadanya oleh (Jibril) yang sangat
kuat.
Karena itu, ajaran Islam sangat terjamin kemurniannya sebagaimana Allah
telah menjamin kemurnian Al-Qur'an, Allah berfirman dalam Surah Al-Hijr : 9
$¯RÎ)ß`øtwU$uZø9¨tRtø.Ïe%!$#$¯RÎ)ur¼çms9tbqÝàÏÿ»ptm:ÇÒÈ
yang artinya: "Sesungguhnya
Kami telah menurunkan Al-Qur'an dan sesungguhnya Kami benar-benar
memeliharanya."
Disamping itu, seorang muslim tentu saja harus mengakui Allah Swt sebagai
Rabb (Tuhan) dengan segala konsekuensinya, yakni mengabdi hanya kepada-Nya
sehingga dia menjadi seorang yang rabbani dengan artian memiliki sikap dan
prilaku dari nilai-nilai yang datang dari Allah Swt, Allah berfirman dalam
Surah Al-Imran : 79
$tBtb%x.@t±u;Ï9br&çmuÏ?÷sãª!$#|=»tGÅ3ø9$#zNõ3ßsø9$#urno§qç7Y9$#ur§NèOtAqà)tĨ$¨Z=Ï9(#qçRqä.#Y$t6ÏãÍk<`ÏBÈbrß«!$#`Å3»s9ur(#qçRqä.z`¿ÍhÏY»/u$yJÎ/óOçFZä.tbqßJÏk=yèè?|=»tGÅ3ø9$#$yJÎ/uróOçFZä.tbqßâôs?ÇÐÒÈ
yang artinya: "Tidak wajar bagi manusia yang Allah
berikan kepadanya Al kitab, hikmah dan kenabian, lalu dia berkata kepada
manusia, 'hendaklah kamu menjadi penyembah-penyembahku, bukan penyembah Allah',
tapi dia berkata, 'hendaklah kamu menjadi orang-orang rabbani, karena kamu
selalu mengajarkan Al Kitab dan kamu tetap mempelajarinya."
2. Insaniyyah.
Islam merupakan agama yang diturunkan untuk manusia, karena itu Islam
merupakan satu-satunya agama yang cocok dengan fitrah manusia. Pada dasarnya,
tidak ada satupun ajaran Islam yang bertentangan dengan jiwa manusia. Seks
misalnya, merupakan satu kecenderungan jiwa manusia untuk dilampiaskan,
karenanya Islam tidak melarang manusia untuk melampiaskan keinginan seksualnya
selama tidak bertentangan dengan ajaran Islam itu sendiri.
Prinsipnya, manusia punya kecenderungan untuk cinta pada harta, tahta,
wanita dan segala hal yang bersifat duniawi, semua itu tidak dilarang di dalam
Islam, namun harus diatur keseimbangannya dengan kenikmatan ukhrawi, Allah
berfirman dalam Surah Al-Qashash : 77
Æ÷tGö/$#ur!$yJÏù9t?#uäª!$#u#¤$!$#notÅzFy$#(wur[Ys?y7t7ÅÁtRÆÏB$u÷R9$#(`Å¡ômr&ur!$yJ2z`|¡ômr&ª!$#øs9Î)(wurÆ÷ö7s?y$|¡xÿø9$#ÎûÇÚöF{$#(¨bÎ)©!$#w=ÏtätûïÏÅ¡øÿßJø9$#ÇÐÐÈ
yang artinya:"Dan carilah pada
apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan
janganlah kamu melupakan bahagianmu di dunia dan berbuat baikklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah
berbuat baik kepadamu dan janganlah kamu berbuat kerusakan di muka bumi ini.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan”.
3. Syumuliyah.
Karakteristik ajaran Islam yang bersifat Syumuliah dapat dilihat dari segi
kedudukannya atau perbandingannya dengan agama-agama samawi lainnya, yakni
bahwa ajaran islam adalah agama yang terakhir, yang melengkapi dan
menyempurnakan agama-agama samawi yang sebelumnya itu. Jika islam diibaratkan sebagai
sebuah bangunan, maka agama-agama lainnya ada yang membawa lantainya,
dindingnya, gentingnya, tiangnya, dan sebagainya, maka agama islam membawa
semuanya dan mengkonstruksinya menjadi sebuah bangunan yang kokoh[4].
Selanjutnya, jika agama-agama samawi lainnya hanya mengandung ajaran yang
berkenaaan dengan aspek tertentu saja, aspek aqidah, ibadah, atau akhlak. Maka
ajaran Islam tidak hanya mengutamakan
satu aspek lalu mengabaikan aspek lainnya. Kelengkapan ajaran Islam itu nampak
dari konsep Islam dalam berbagai bidang kehidupan, mulai dari urusan pribadi, keluarga, masyarakat sampai pada persoalan-persoalan
berbangsa dan bernegara.
Hal ini sejalan dengan
hadist Nabi SAW:
ليس بخيركم من ترك دنياه لاخرته ولا اخرته لدنياه حتى يصيب منهما جميعا فان
الدنيا بلاغ الى الاخرة ولا تكونوا كلا على الناس.( رواه ابن عساكير عن انس)
Bukanlah orang terbaik diantara kamu sekalian, orang yang meninggalkan
urusan dunia, karena hanya mementingkan urusan akhirat saja, atau meninggalkan
urusan akhirat karena hanya mementingkan urusan dunia saja, melainkan yang baik
itu adalah yang mementingkan kedua-duanya, karena dunia adalah sarana untuk
mencapai kebahagiaan akhirat dan janganlah kamu menjadi beban manusia.(HR.Ibn
Asakir dari Anas r.a)[5]
Kesyumuliyahan Islam tidak hanya dari segi ajarannya yang rasional dan
mudah diamalkan, tapi juga keharusan menegakkan ajaran Islam dengan
metodologi yang islami. Karena itu, di dalam Islam kita dapati konsep tentang
dakwah, jihad dan sebagainya. Dengan demikian, segala persoalan ada petunjuknya
di dalam Islam, Allah berfirman dalam Surah An-Nahl : 89
tPöqturß]yèö7tRÎûÈe@ä.7p¨Bé&#´Îgx©OÎgøn=tæô`ÏiBöNÍkŦàÿRr&($uZø¤Å_urÎ/#´Íky4n?tãÏäIwàs¯»yd4$uZø9¨tRurøn=tã|=»tGÅ3ø9$#$YZ»uö;Ï?Èe@ä3Ïj9&äóÓx«YèdurZpyJômuur3uô³ç0urtûüÏJÎ=ó¡ßJù=Ï9ÇÑÒÈ
yang artinya: "Dan Kami turunkan kepadamu al kitab (Al-Qur'an) untuk
menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang
yang berserah diri."
4. Al Waqi'iyyah.
Karakteristik lain dari ajaran Islam adalah al waqi’iyyah (realistis), ini
menunjukkan bahwa Islam merupakan agama yang dapat diamalkan oleh manusia atau
dengan kata lain dapat direalisir dalam kehidupan sehari-hari. Islam dapat
diamalkan oleh manusia meskipun mereka berbeda latar belakang, kaya, miskin,
pria, wanita, dewasa, remaja, anak-anak, berpendidikan tinggi, berpendidikan
rendah, bangsawan, rakyat biasa, berbeda suku, adat istiadat dan sebagainya.
Disamping itu, Islam sendiri tidak bertentangan dengan realitas perkembangan
zaman bahkan Islam menjadi satu-satunya agama yang mampu menghadapi dan
mengatasi dampak negatif dari kemajuan zaman. Ini berarti, Islam agama yang
tidak takut dengan kemajuan zaman.
5. Al Wasathiyah.
Di dunia ini ada agama yang hanya menekankan pada persoalan-persoalan
tertentu, ada yang lebih mengutamakan masalah materi ketimbang rohani atau
sebaliknya. Ada pula yang lebih menekankan aspek logika daripada perasaan dan
begitulah seterusnya. Allah Swt menyebutkan bahwa umat Islam adalah ummatan
wasathan (umat yang pertengahan), umat yang seimbang dalam beramal, baik yang
menyangkut pemenuhan terhadap kebutuhan jasmani dan akal pikiran maupun
kebutuhan rohani.
Manusia memang membutuhkan konsep agama yang seimbang, hal ini karena
tawazun (kesimbangan) merupakan sunnatullah. Di alam semesta ini terdapat siang
dan malam, gelap dan terang, hujan dan panas dan begitulah seterusnya sehingga
terjadi keseimbangan dalam hidup ini. Dalam soal aqidah misalnya, banyak agama
yang menghendaki keberadaan Tuhan secara konkrit sehingga penganutnya membuat
simbol-simbol dalam bentuk patung. Ada juga agama yang menganggap tuhan sebagai
sesuatu yang abstrak sehingga masalah ketuhanan merupakan khayalan belaka,
bahkan cenderung ada yang tidak percaya akan adanya tuhan sebagaimana
komunisme. Islam mempunyai konsep bahwa Tuhan merupakan sesuatu yang ada, namun
adanya tidak bisa dilihat dengan mata kepala kita, keberadaannya bisa
dibuktikan dengan adanya alam semesta ini yang konkrit, maka ini merupakan
konsep ketuhanan yang seimbang. Begitu pula dalam masalah lainnya seperti
peribadatan, akhlak, hukum dan sebagainya.
6. Al Wudhuh.
Karakteristik penting lainnya dari ajaran Islam adalah konsepnya yang jelas
(Al Wudhuh). Kejelasan konsep Islam membuat umatnya tidak bingung dalam memahami
dan mengamalkan ajaran Islam, bahkan pertanyaan umat manusia tentang Islam
dapat dijawab dengan jelas, apalagi kalau pertanyaan tersebut mengarah pada
maksud merusak ajaran Islam itu sendiri.
Dalam masalah aqidah, konsep Islam begitu jelas sehingga dengan aqidah yang
mantap, seorang muslim menjadi terikat pada ketentuan-ketentuan Allah dan
Rasul-Nya. Konsep syari'ah atau hukumnya juga jelas sehingga umat Islam dapat
melaksanakan peribadatan dengan baik dan mampu membedakan antara yang haq dengan
yang bathil, begitulah seterusnya dalam ajaran Islam yang serba jelas, apalagi
pelaksanaannya dicontohkan oleh Rasulullah Saw.
7. Al Jam'u Baina Ats Tsabat wa Al Murunnah.
Di dalam Islam, tergabung juga ajaran yang permanen dengan yang fleksibel
(al jam'u baina ats tsabat wa al muruunah). Yang dimaksud dengan yang permanen
adalah hal-hal yang tidak bisa diganggu gugat, dia mesti begitu, misalnya
shalat lima waktu yang mesti dikerjakan, tapi dalam melaksanakannya ada
ketentuan yang bisa fleksibel, misalnya bila seorang muslim sakit dia bisa
shalat dengan duduk atau berbaring, kalau dalam perjalanan jauh bisa dijama'
dan diqashar dan bila tidak ada air atau dengan sebab-sebab tertentu, berwudhu
bisa diganti dengan tayamum. Ini berarti, secara prinsip Islam tidak akan
pernah mengalami perubahan, namun dalam pelaksanaannya bisa saja disesuaikan
dengan situasi dan konsidinya, ini bukan berarti kebenaran Islam tidak mutlak,
tapi yang fleksibel adalah teknis pelaksanaannya.
B. Pengertian Prinsip Ajaran Islam
Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, prinsip diartiakan
sebagai asas, kebenaran yang jadi pokok dasar orang berpikir, bertindak, dan
sebagainya. Dalam bahasa Inggris dijumpai kata prinsiple yang diartikan
asas, dasar, prinsip, dan pendirian.
Dalam bahasa Arab, kata prinsip merupakan terjemahan dari
kata asas,dan jamaknya usus, yang berarti Fundation (dasar
bangunan), Fundamental (yang utama), grounwork (landasa kerja), Basis
(tiang utama), Keynote (kata kunci)[6].
Dengan demikian prinsip diartikan sebagai tempat yang dijadikan
sandaran atau pijakan dalam membangun sesuatu, atau sebagai landasan yang
digunakan untuk mengembangkan konsep atau teori.
Macam-Macam Prinsip
Ajaran Islam
Ajaran Islam sebagai
ajaran yang lengkap, utuh, kukuh, konprehensif, intregratet, dan holistis
memilikki prinsip-prinsip yang dijadikan landasan operasionalnya. Penjelasan
secara singkat terhadap berbagai prinsip ini dapat dikemukakan sebagai berikut:[7]
1. Sesuai dengan fitrah manusia
Kata fitrah secara harfiah berarti keadaan suci. Selain itu ada pula
yang mengartikan bahwa fitrah adalah kecenderungan atau perasaan mengakui
adanya kekuasaan yang menguasai dirinya dan alam jagat raya, yang disebut
Tuhan.
Islam datang untuk melindungi fitrah manusia sebagaimana yang terdapat pada
konsep maqoshid al-syar’iyah, yaitu melindungi jiwa, agama, akal, harta benda,
dan melindungi keturunan
2. Keseimbangan (At-Tawazun)
Hidup yang seimbang adalah hidup yang memerhatikan
kepentingan jasmani dan rohani namun kekuatan rohani harus mengarahkan kekuatan
jasmani. Dengan begitu berbagai aktivitas manusia dalam memenuhi kebutuhan
jasmani didasarkan pada nilai-nilai yang berasal dari Tuhan, mempertimbamgkan
baik buruknya dan diabadikan untuk tujuan yang luhur.
Kehidupan yang seimbang juga berkaitan dengan usaha
manusia dalam mempersiapkan bekal untuk hidup di dunia dan akhirat. Kehidupan
dunia selain untuk mencari kebutuhan jasmani juga harus di pandang sebagai
kesempatan untuk menyiapkan bekal untuk kehidupan akhirat.
Prinsip hidup yang seimbang telah diperintahkan oleh
Allah dalam Al-qur’an sebagai berikuts
77. dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan
Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan
bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain)
sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat
kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang
berbuat kerusakan.
3. Sesuai dengan keadaan zaman dan tempat
Islam adalah agama akhir zaman. Dengan sifat yang
demikian itu maka islam sebagaimana yang bersumber kepada Al-Quran dan
As-Sunnah telah disebutkan sebelumnya akan terus berlaku sepanjang Zaman.
Mahmud Syaltout berpendapat bahwa islam adalah agama
yang sesuia dengan waktu dan tempat (الاسلام صالح لكل
زمان و مكان).
Syekh Zaky al- Yamani berpendapat, bahwa ajaran Islam
sebagaimana yang terdapat di dalam Al-Qur’an laksana sebuah benih unggul yang
siap di tanam. Benih ini akan tumbuh sesuai dengan keadan cuaca alam, tanah,
kesuburan, pupuk, cara menanam, memelihara, dan lain sebagainya.
Dengan demikian, walaupun sumber utama ajaran islam
adalah Al-Quran dan Sunah, namun dalam pemahaman dan implementasinya mengalami
penyesuiaan dan perbedaan yang disesuaikan dengan keadaan perkembangan masyarakat. Namun perbedaan ini tidak
sampai mengubah teks Al-Qur’an dan Hadis serta menolak hal-hal yang bersifat
pasti, yakni dalam hal aqidah, ibadah, akhlak karimah.
4. Tidak Menyusahkan Manusia
Ajaran Islam
turun dalam rangka meningkatkan harkat dan
martabat manusia, memberi rahmat kepadanya, mengeluarkan manusia dari kegelapan
kepada terang benderang, dari kebiadaban menjadi beradab, dari perpecahan dan
permusuhan serta peperangan, menjadi masyarakat yang bersatu, damai, harmonis,
dan tolong-menolong. Dengan dasar ini, maka tidak mungkin ajaran Islalm
bertujuan untuk menyusahkan manusia. Prinsip ajaran Islam yang demikian itu
dapat diketahui dari hal-hal sebagai berikut:
Pertama, dalam ibadah sholat
misalnya, seseorang diharuskan melakukan berbagai gerakan fisik, seperti
berdiri, rukuk, dan sujud. Namun bagi orang yang fisiknya bermasalah, islam
membolehkan seseorang sholat sambil duduk, berbaring, atau dengan isyarat dan
hati saja.
Kedua, sesesorang yang berada dalam kegiatan yang
sangat sibuk, misalnya harus bepergian jauh, dibolehkan untuk men-jama’dan
meng-qashar sholat. Demikian pula boleh untuk berbuka puasa di bulan ramadhan
dan menggantinya di bulan lain.
Ketiga, seseorang yang dalam
keadaan tidak memiliki bahan makanan dan minuman dan nyawanya akan terancam,
maka ia dibolehkan untuk mengkonsumsi makanan dan minuman yang semula di
haramkan
Prinsip ajaran
islam tentang tidak adanya kesulitan dalam beragama ini dijelaskan lebih lanjut
dalam firman Allah SWT:
لا يكلف الله نفسا الا وسعها
Allah
tidak akan membebankan seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya .
(QS. al-Baqarah: 286)
Namun demikian, adanya
prinsip kemudahan atau tidak memberatkan manusia dalam islam sebagaimana
disebutkan sebelumnya, tidak dapat dipahami bahwa seseorang yang dalam keadaan
normal boleh melalaikan mengerjakan perintah Allah, atau mengerjakan
asal-asalan. Seseorang yang dalam keadaan normal wajib mengerjakan perintah
Allah dengan sempurna dan sesuai jadwal yang ditetapkan.
5. Berorientasi pada masa depan
Islam adalah agama yang
mengajarkan kepada penganutnya agar masa depan keadaannya lebih baik dari masa
lalu dan sekarang. Dengan prinsip ini, maka seorang Muslim akan menjadi oramg
yang dinamis dan pogressif guna menyiapkan hari esok yang lebih baik
Rasulullah SAW bersabda:
من كان عمل يومه خيرا من
امسه فهو رابح, ومن كان عمل يومه سواء من امسه فهو خاسر, ومن كان عمل يومه شرا من
امسه فهو ملعون(رواه مسلم)
“barangsiapa yang amal
perbutannya hari ini lebih baik dari amal perbuatannyahari kemarin, maka ia
termasuk orang yang beruntung; barangsiapa yang amal perbuatannya hari ini sama
dengan amal perbuatan hari kemarin, maka ia termasuk orang yang merugi; dan barangsiapa
yang amal perbuatannya hari ini lebih buruk dari perbuatannya hari kemarin, maka ia termasuk orang yang
terlaknat.”(HR.Muslim)
6.
Keadilan
Prinsip keadilan dalam Islam merupakan, pemersatu, dan penyeimbang antara
berbagai tindakan dan perbuatan yang dilakukan manusia, yang memungkinkan
setiap orang akan menerimanya dengan rasa puas. Keadilan dalam Islam berlaku
pada seluruh bidang kehidupan.
Berkaitan dengan keadilan ini Allah SWT berfirman:
90.
Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) Berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi
kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan
permusuhan.Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran.
7.
Musyawarah
Di dalam Al-Qur’an , masalah musyawarah sangat dianjurkan. Misalnya firman
Allah SWT:
59.
Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu Berlaku lemah lembut terhadap
mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka
menjauhkan diri dari sekelilingmu.karena itu ma'afkanlah mereka, mohonkanlah
ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu[246].
kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, Maka bertawakkallah kepada
Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.
8.
Persaudaraan
Prinsip persaudaraan dalam islam didasarkan pada unsur persamaan dari segi
asal usul, proses, kebutuhan hidup, yenpat kembali, dan nenek moyang. Dengan
prinsip persaudaraan ini pada tahap selanjutnya akan melahirkan sikap
tolong-menolong, toleransi, dan kasih saying di antara sesama manusia. Allah
SWT berfirman:
c. Persamaan ajaran Islam dengan
ajaran agama lainnya
Semua agama meyakini kebenaran filosofis .
Secara filosofis,kebenaran yang sebenarnya adalah satu ,tunggal,dan tidak
majemuk,yakni sesuai dengan realitas. Dalam konteks agama,semua agama :
yahudi,Kristen,islam,budha,hindu,termasuk aliran kepercayaan, ingin mencapai realitas tertinggi (the ultimate reality).
Kristen dan islam menerjemahkan realitas tertinggi sebagai Allah ( dengan
pelafalan yang sedikit berbeda), yahudi sebagai yehova,juga dengan keyakinan
yang lain[8].
Agama islam sendiri sangat meyakini kebenaran ajarannya,bahwa hanya islam lah
agama yang benar ,hal ini dibuktikan dengan adanya keterangan sendiri dari
tuhan melalui kitab Al-Quran. Sebaimana firman Allah :
Walaupun
demikian,semua agama-agama maupun aliran kepercayaan mempunyai ajaran- ajaran
yang tidak jauh berbeda. Karena
tergolong rumpun yang sama dengan agama samawi,maka terdapat lebih banyak kesamaan ajaran
agama Islam dengan Yahudi dan Nasrani dari pada kepercayaan lainnya.
Beberapa persamaan ajaran Islam dengan beberapa ajaran agama lainnya
diantaranya,yaitu:
1. Persamaan
dalam monotheisme kepercayaan
Islam dan beberapa agama lainnya mempunyai
kesamaan dalam hal yang menyangkut ketuhanan, apalagi dengan sesama agama samawi
yang merupakan satu rumpun. Konsep islam ini disebut monotheisme,maksudnya Islam hanya menyembah satu tuhan yaitu Allah
swt,tuhan yang telah menciptakan bumi ini dengan segala isinya. Konsep umat
islam ini dibuktikan dalam firman Allah swt:
“Allah,tidak ada tuhan(yang berhak
disembah) melainkan dia. Yang hidup kekal lagi terus menerus mengurus
makhluknya”. ( Ali-Imran :2)
Beberapa
agama yang lain juga meyakini satu tuhan yang mereka sembah,yahudi hanya
menyembah yahwe,sedangkan agama Nasrani mengakui monoteisme akan tetapi dalam
pengamalannya menggunakan konsep trinitas,sebagaimana terdapat dalam markus
12:29 :“maka,jawab yesus kepadanya,hukum yang terutama adalah dengarlah wahai
Israel adapun Allah tuhan kita adalah tuhan yang esa”. Akan tetapi Yahudi dan Nasrani mengalami perubahan yang
signifikan,sehingga keberlakuan syari’at mereka dihapuskan,sehingga mereka
tidak boleh lagi menjalankannya. Hindu juga memiliki keyakinan yang
sama,buktinya ketuhanan menurut weda chandogya upanishaar,pasal 6 bag 2 ayat 1,
:akkam avidetuim” artinya tuhan adalah satu.
Sebagian dari umat Hindu menganut kepercayaan monoteisme,tapi kebanyakan
menyembah banyak tuhan (politeisme).
2.
Kepercayaan akan adanya surga dan
neraka
Surga diartikan sebagai nikmat yang sangat luar
biasa.Pemuka agama meyakini bahwa buah dari ketaatan dalam beragama adalah
surga. Sedangkan bagi orang yang jahat,mencuri dan hal lain yang menunjukan
kedurhakaan terhadap ajaran agama baginya adalah neraka. Agama Islam
menggambarkan surga dengan segala
kenikmatan di dalamnya dan dengan memberi pengharapan bahwa tinggal di dalamnya
akan bahagia selama-lamanya. Sedangkan neraka diramalkan dengan segala
keburukkan,siksaan dan dengan memberi
suatu ketetapan pasti bahwa siapapun yang tinggal di dalamnya akan
sengsara selama-lamanya. Allah swt berfirman:
“hai
orang-orang yang beriman peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang
bahan bakarnya adalah manusia dan batu: penjaganya adalah malaikat-malaikat
yang kasar,keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang
diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang
diperintahkan”.(At-Tahrim :6)
Persamaannya dengan
Islam, beberapa agama lain juga menggambarkan surga dengan segala
kenikmatannya,serta menggambarkan neraka dengan segala keburukkannya. Hampir
semua kepercayaan sepakat bahwa neraka dimana orang yang durhaka akan tinggal
di dalamnya dalam waktu yang lama,serta berbagai siksaan yang menghadang.
Berbeda sedikit dengan yang lain, Hindu mempercayai adanya reinkarnasi.
Reinkarnasi adalah manusia akan dilahirkan kembali ke dunia tetapi dalam bentuk
lain seperti hewan,sebelumnya manusia akan melewati neraka sampai dosanya habis
baru terjadi reinkarnasi.
3. persamaan dalam anjuran untuk
berbakti kepada orang tua
Berbakti kepada orang tua
merupakan hal yang wajib dilakukan oleh umat Islam. Karena orang tua lah yang melahirkan dan membesarkan
kita. Selain itu, berbakti merupakan perintah Allah yang tertera di dalam al Quran. Dalam firmannya, Allah swt mengisyaratkan bahwa
begitu beratnya menjadi orangtua,dimulai dimasa kehamilan,melahirkan, dan
membesarkan. Pada fase-fase itu memerlukan pengorbanan yang tidak sedikit. Oleh
karenanya,seharusnya kita sebagai anak diwajibkan untuk berbakti.
Hadis
Abdullah ibnu Umar tentang ridho Allah terletak pada ridho orang tua.
عَنْ عَبْدُ الله بن عَمْرٍو رضي
الله عنهما قال قال رسولُ الله صلى الله عليه وسلم: رِضَى اللهُ فى رِضَى
الوَالِدَيْنِ و سَخَطُ الله فى سَخَطُ الوَالِدَيْنِ ( اخرجه الترمذي وصححه ابن
حبان والحاكم)
Artinya: dari Abdullah bin ‘Amrin bin Ash r.a. ia berkata, Nabi
SAW telah bersabda: “ Keridhoaan Allah itu terletak pada keridhoan orang tua,
dan murka Allah itu terletak pada murka orang tua”. ( H.R.A t-Tirmidzi. Hadis
ini dinilai shahih oleh Ibnu Hibban dan Al-Hakim.
Tidak
jauh berbeda dengan Islam,beberapa kepercayaan juga menganjurkan untuk berbakti
kepada orang tua. Misalnya dalam agama Yahudi dan Kristen terdapat ajaran berbakti kepada ibu dan bapak yang tertera
dalam sepuluh perintah tuhan. Hindu juga sangat mengapresiasi orang-orang yang
berbakti pada orang tuanya dengan memberi pengharapan keberkahan, umurnya
panjang,diberikan kesehatan dan masih banyak lagi. Oleh karenanya, tidak salah
kalau dikatakan bahwa islam memiliki perintah yang sama dengan agama atau
kepercayaan lain dalam hal anjuran berbakti kepada orang tua.
4.
persamaan dalam anjuran untuk berakhlak baik
Dalam
Islam akhlak menduduki peran penting
dalam kehidupan manusia,menjadi standar nilai bagi suatu bangsa atau ukuran
nilai pribadi seseorang. Islam memandang akhlak itu sangat penting untuk
mewujudkan kedamaiandan keselamatan manusia di dunia dan akhirat. Rasulullah
saw. Bersabda: “sesungguhnya aku diutus
adalah untuk menyempurnakan akhlak’. (H.R. bukhari) dan “Mukmin yang
paling sempurna imannya adalah orang yang paling baik akhlaknya”. (H.R.
Tirmidzi).
Ternyata
dalam agama lain seperti Yahudi terdapat konsep etika yang tertera dalam
sepuluh perintah tuhan,begitu juga dengan nasrani. Agama lainnya seperti Hindu
terdapat ajaran bagaimana beretika yang baik kepada orang tua dan pahala bagi yang melakukannya.
Jadi,berdasarkan
penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa persamaan ajaran Islam lebih banyak
dengan ajaran Yahudi dan Nasrani yang memang satu rumpun dari pada agama atau
kepercayaan lainnya. Persamaan ajaran Islam
dengan agama lain itu diantaranya, seperti dalam konsep
monotheisme,keimanan terhadap surga dan neraka,perintah untuk patuh kepada
orang tua, dan berprilaku baik.
D. Perbedaan
ajaran islam dengan ajaran agama lain
Walaupun terdapat beberapa kesamaan antara ajaran islam dengan ajaran
agama lain,namun Islam tetaplah Islam. Perbedaan diantara agama-agama dan
aliran kepercayaan jelas sekali terlihat. Dalam beberapa peristiwa sejarah,
perbedaanlah yang menjadi penyebab terjadinya peperangan diantara umat-umat
beragama. Agama-agama samawi yang
merupakan satu rumpun,syari’atnya sama-sama datang dari Tuhan yang Esa,
memiliki persamaan sekaligus perbedaan. Syari’at agama Yahudi dan Kristen tidak
berlaku lagi,dikarenakan telah datang syari’at yang nyata dari Allah swt.
sebagai pelengkap syariat-syariat sebelumnya yakni Islam. Begitu juga dengan
agama Ardhi, Islam sangatlah berbeda dari mereka semua. Adapun beberapa
perbedaan ajaran agama islam dengan ajaran agama lain,yakni:
1.
perbedaan dalam mengimani keesaan tuhannya
Allah mempunyai sifat-sifat wajib,mustahil dan
jaiz,semuanya menunjukan kesempurnaan tuhan dan kesuciannya. Ternyata terdapat
perbedaan antara Islam dan agama lain dalam hal keesaan tuhan. Dalam Islam
keesaan tuhan ini meliputi zatnya. Artinya zat tuhan itu hanya satu, tidak
terdiri dari beberapa oknum(dwi tunggal) seperti tuhan dalam agama Zoroaster.
Atau tiga oknum dalam(trinitas/tri tunggal) seperti tuhan dalam agama Kristen
atau Hindu[10].
Mempercayai keesaan
Allah dalam zatnya,sifat-sifatnya dan ciptaannya adalah kepercayaan tauhid yang
murni(pure monotheisme), sebagaimana
Allah swt berfirman:
öArtinya:“katakanlah
dialah Allah yang maha esa. Allah adalah tuhan yang bergantung kepadanya segala
sesuatu. Dia tidak beranak dan tidak pula diperanakkan. Dan tidak ada
seorangpun yang setara dengan dia”.[11]
Dalam hal ini jelas
sekali terlihat perbedaan agama Islam dengan agama lainnya, karena Islam adalah
monotheisme yang paling murni/asli. Bedanya dengan Yahudi adalah bahwa Yahudi
mempunyai satu tuhan yang hanya teruntuk bangsa Yahudi saja. Sedangkan Islam
mempunyai Allah swt yang tidak hanya sebagai tuhan nasional, tetapi juga
sebagai Tuhan Internasional.
2. Kitab wahyu Islam (Alquran) itu unik dan
membedakan wajah agama ini dari agama-agama lainnya.
Kendati musuh-musuh Islam berupaya secara
terpadu selama berabad-abad,mereka tidak dapat menyamai bagian kecil sekalipun
dari kitab yang ajaib ini. Kelebihannya tidak hanya terletak di dalam keindahan
dan kesusastraannya,melainkan di dalam kebersahahajaannya dan keluasan wawasan
serta kepekaan ajarannya. Al-Qur’an memproklamirkan bahwa ajarannya adalah yang
terbaik,suatu pengakuan yang tidak dibuat oleh kitab-kitab wahyu lainnya. Allah
swt telah menjaga keotetikan kitab umat Islam sehingga prinsip-prinsip dasar
Islam dan sumber-sumber acuannyasebagai risalah agama yang terakhir bagi umat
manusia. Sehingga tidak mengalami distorsi,manipulasi dan perubahan. Sedangkan
dalam agama lain telah mengalami perubahan yang diselewengkan atau telah hilang
lenyap sama sekali.
Alquran mangaku telah mengkombinasikan unsur-unsur ajaran samawi
yang terbaik yang terdapat di dalam kitab-kitab suci terdahulu dan telah
menempatkan di dalamnya semua ajaran yang abadi dan luas rangkumannya. Alquran
mengingatkan:
“Sesungguhnya inilah yang diajarkan dalam
kitab-kitab terdahulu, kitab-kitab suci Ibrahim dan musa” (87:19)
3. Islam memproklamirkan persamaan yang lengkap
diantara umat manusia tanpa mengindahkan perbedaan kasta, kepercayaan, dan
warna kulit. Satu-satunya tolak ukur kehormatan yang diakuinya ialah ketakwaan,
bukan keturunan, kekayaan, ras dan warna kulit. Alquran mengatakan:
“Sesungguhnya yang paling
mulia diantara kalian di sisi Allah ialah yang paling bertakwa diantara kalian”
(49:140)
dan lagi:
“Barangsiapa beramal saleh,
baik laki-laki ataupun perempuan, sedang ia orang yang beriman-mereka akan
memasuki surga, mereka akan diberi rezeki di dalamnya tanpa perhitungan”.
(40:41)
Hal ini tentu jelas sekali berbeda dengan konsep beberapa agama lain, bahwa hal-hal yang menyangkut keduniaan tidak terlalu diperhitungkan dalam Islam untuk menjalin hubungan dengan sesama manusia. Siapapun dia,dari manapun dia, asalkan dia bertakwa maka dia adalah saudara kita,dan kita wajib membantu jika dia dalam kesusahan. Sedangkan agama lain ada yang hanya mengindahkan keyakinan yang sama dengannya seperti agama Yahudi dan ada yang memakai sistem kasta seperti agama Hindu.
Oleh karena itu,berdasarkan penjelasan diatas,dapat dimpulkaan
bahwa terdapat banyak sekali perbedaan ajaran Islam dengan ajaran agama lainnya
yang disebutkan di atas hanya beberapa saja. Ajaran ialam itu berdasarkan pada
firman-firman Allah swt. Hal ini sebagai bukti bahwa Islam adalah agama yang
sempurna sekaligus penyempurna ajaran agama lainnya.
هُوَ
الَّذِي أَرْسَلَ رَسُولَهُ بِالْهُدَى وَدِينِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى
الدِّينِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُونَ
“Dia Yang telah mengutus Rosul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang benar agar dimenangkan atas seluruh agama yang lainnya meskipun orang-orang musyrikin membencinya.”
( Qs. At-Taubah : 33 dan Ash-Shoff : 9 )
“Dia Yang telah mengutus Rosul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang benar agar dimenangkan atas seluruh agama yang lainnya meskipun orang-orang musyrikin membencinya.”
( Qs. At-Taubah : 33 dan Ash-Shoff : 9 )
الإِسْلامُ يَعْلُو وَ لا يُعْلَى
“Islam itu tinggi dan tidak ada yang mengalahkannya.” ( HR. Bukhori )
1. ‘AQIDAH KETUHANAN
ISLAM
Di dalam agama Islam masalah
‘aqidah ketuhanan terli-hat jelas pada prinsip ajaran Tauhid, yaitu hanya Alloh
semata Tuhan seluruh alam semesta, sehingga yang ber-hak untuk disembah pun
hanya Alloh semata.
YAHUDI
Agama Yahudi meyakini keesaan Alloh dalam ketuhanan Nya, namun umat Yahudi meyakini bahwa Alloh memili ki putera, yaitu Uzair. Sehingga dalam peribadatannya se lain menyembah Alloh, mereka juga menyembah Uzair atau Ezra.
KRISTEN ( Protestan )
Agama Kristen Protestan adalah sempalan dari agama Ka tholik. Umat Protestan mengaku mengesakan Tuhan, na-mun dalam keesaan yang berbilang, yaitu Tuhan itu Esa namun terdiri dari 3 oknum, yaitu Alloh ( Tuhan Bapa ), ‘Isa atau Yesus ( tuhan anak ) dan Roh Qudus, yang ke-mudian disebut dengan Trinitas atau Tritunggal. Sehing-ga dalam peribadatannya mereka menyembah kepada se-mua oknum tuhan tersebut.
KATHOLIK
Agama Katholik adalah sempalan dari agama Ortodox. Umat Katholik mengaku mengesakan Tuhan dengan kee-saan yang berbilang yang tercermin dalam ajaran Trinitas atau Tritunggal, yaitu : Tuhan Bapa, tuhan anak dan Roh Qudus. Selain itu mereka juga menyembah Bunda Maria.
Agama Yahudi meyakini keesaan Alloh dalam ketuhanan Nya, namun umat Yahudi meyakini bahwa Alloh memili ki putera, yaitu Uzair. Sehingga dalam peribadatannya se lain menyembah Alloh, mereka juga menyembah Uzair atau Ezra.
KRISTEN ( Protestan )
Agama Kristen Protestan adalah sempalan dari agama Ka tholik. Umat Protestan mengaku mengesakan Tuhan, na-mun dalam keesaan yang berbilang, yaitu Tuhan itu Esa namun terdiri dari 3 oknum, yaitu Alloh ( Tuhan Bapa ), ‘Isa atau Yesus ( tuhan anak ) dan Roh Qudus, yang ke-mudian disebut dengan Trinitas atau Tritunggal. Sehing-ga dalam peribadatannya mereka menyembah kepada se-mua oknum tuhan tersebut.
KATHOLIK
Agama Katholik adalah sempalan dari agama Ortodox. Umat Katholik mengaku mengesakan Tuhan dengan kee-saan yang berbilang yang tercermin dalam ajaran Trinitas atau Tritunggal, yaitu : Tuhan Bapa, tuhan anak dan Roh Qudus. Selain itu mereka juga menyembah Bunda Maria.
HINDU
Agama Hindu menetapkan Tuhan tertingginya adalah Is-wara atau
Trimurti yang terdiri dari Dewa Brahma, Dewa Wisnu dan Dewa Siwa. Namun dalam
peribadatannya umat Hindu terbelah-bagi, sebagian ada aliran yang me-nyembah
Brahma, ada yang menyembah Wisnu dan ada pula yang menyembah Siwa. Agama Hindu Bali ( Gama Bali ) termasuk
yang menyembah Siwa. Selain itu mere-ka juga menyembah dewa-dewi lainnya yang
jumlahnya sangat banyak.
BUDHA
Agama Budha pada asalnya hanya merupakan ajaran fil-safat kehidupan. Namun sepeninggal Sidharta Gautama agama Budha mulai berbicara mengenai ketuhanan. Tu-han tertinggi menurut Umat Budha adalah Sang Hyang Adhi Budha. Selain itu, umat Budha mengimport pula de wa-dewi yang lainnya baik yang berasal dari agama Hin-du atau dari ajaran Animisme China. Dan dalam perkem-bangannya, Shidarta Gautama dan orang-orang suci yang dianggap telah mencapai derajat kebudhaan ikut pula di-sembah.
Agama Budha pada asalnya hanya merupakan ajaran fil-safat kehidupan. Namun sepeninggal Sidharta Gautama agama Budha mulai berbicara mengenai ketuhanan. Tu-han tertinggi menurut Umat Budha adalah Sang Hyang Adhi Budha. Selain itu, umat Budha mengimport pula de wa-dewi yang lainnya baik yang berasal dari agama Hin-du atau dari ajaran Animisme China. Dan dalam perkem-bangannya, Shidarta Gautama dan orang-orang suci yang dianggap telah mencapai derajat kebudhaan ikut pula di-sembah.
2.KENABIAN
ISLAM
Agama Islam meyakini bahwa sosok para nabi adalah pri badi pilihan yang terjaga dari segala macam sifat tercela, bahkan sebelum mereka diangkat menjadi nabi. Namun demikian, para nabi adalah manusia biasa yang tidak me-miliki sifat-sifat ketuhanan.
YAHUDI
Agama Yahudi banyak memberikan sifat-sifat yang tercela kepada para nabi, seperti : pemabuk, pezina, mata ke-ranjang dan lain-lain, baik sebelum maupun setelah men-jadi nabi. Bahkan mereka tak segan-segan membunuh pa ra nabi yang tidak sesuai dengan hawa nafsu mereka.
KRISTEN ( Protestan )
Agama Kristen Protestan membolehkan seorang nabi me miliki masa
lalu yang buruk, sebagaimana Rosul Paulus yang mantan musuh besar Nabi ‘Isa.
KATHOLIK
Agama Katholik selain membolehkan seorang nabi memi liki masa lalu yang buruk, mereka juga mengkultuskan para nabi, bahkan memberikan sebagian sifat Tuhan kepa dapara nabi.
KATHOLIK
Agama Katholik selain membolehkan seorang nabi memi liki masa lalu yang buruk, mereka juga mengkultuskan para nabi, bahkan memberikan sebagian sifat Tuhan kepa dapara nabi.
HINDU
Agama Hindu tidak mengakui adanya para nabi. Mereka hanya percaya kepada para Reci yang bertapa dan menda pat wangsit berkenaan dengan agama mereka.
BUDHA
Agama Budha juga tidak mengenal adanya para nabi. Me reka hanya mengakui adanya orang-orang suci yang ber-upaya mencapai tingkat kebudhaan.
Agama Hindu tidak mengakui adanya para nabi. Mereka hanya percaya kepada para Reci yang bertapa dan menda pat wangsit berkenaan dengan agama mereka.
BUDHA
Agama Budha juga tidak mengenal adanya para nabi. Me reka hanya mengakui adanya orang-orang suci yang ber-upaya mencapai tingkat kebudhaan.
3.KITAB
SUCI
ISLAM
Dalam agama Islam, kitab suci Al-Qur’an adalah firman Alloh, bukan buatan atau rekaan Nabi Muhammad shol- lallohu ‘alaihi wa sallam yang mesti diriwayatkan secara mutawatir sebagaimana aslinya. Ada pun perkataan Nabi shollallohu ‘alaihi wa sallam adalah hadits, yang hadits pun mesti diriwayatkan secara shohih atau hasan.
YAHUDI
Dalam agama Yahudi, kitab suci mereka telah musnah ke tika perkampungan mereka diserbu oleh Bukhtunshir. Penulisan kembali kitab TAURAT dan TALMUD tidak lagi diketahui penulisnya dan waktu penulisannya.
KRISTEN ( Protestan)
Dalam agama Kristen Protestan, kitab suci mereka yaitu Injil versi King James, tidak lagi orisinil. Di samping pe-riwayatannya yang tidak mutawatir, bahkan tidak shohih, yang berbahasa aslinya pun tidak lagi diketahui. Bahkan dimungkinkan bagi mereka untuk melakukan revisi pada Injil-Injil-nya tersebut.
KATHOLIK
Dalam agama Katholik, kitab suci mereka yaitu Injil ver-si Douay tidak lagi orisinil. Karena periwayatannya yang tidak mutawatir, bahkan tidak shohih, yang berbahasa as-linya pun tidak lagi diketahui. Selain itu, Injil versi Katho- lik banyak mengalami penambahan yang tidak ada pada Injil versi Protestan.
HINDU
Kitab suci agama Hindu yaitu Veda, tidak hanyalah kidung-kidung gubahan para reci dan pertama yang dibuku kan tanpa diketahui penulis dan waktu ditulisnya. Bahkan tidak semua orang Hindu diizinkan mendengar dan membaca kitab Veda, yaitu Kasta Brahmana, Ksatria dan Waisya. Sedangkan kasta Sudra dan Paria dilarang keras mendengarkan Veda.
BUDHA
Kitab suci agama Budha yaitu Tripitaka hanya khutbah-khutbah Sidharta Gautama yang ditulis ¾ abad sepening-gal Sidharta, itu pun belum lengkap. Ditulis baru secara lengkap sekitar 4 abad setelah meninggalnya Sidharta.
ISLAM
Dalam agama Islam, kitab suci Al-Qur’an adalah firman Alloh, bukan buatan atau rekaan Nabi Muhammad shol- lallohu ‘alaihi wa sallam yang mesti diriwayatkan secara mutawatir sebagaimana aslinya. Ada pun perkataan Nabi shollallohu ‘alaihi wa sallam adalah hadits, yang hadits pun mesti diriwayatkan secara shohih atau hasan.
YAHUDI
Dalam agama Yahudi, kitab suci mereka telah musnah ke tika perkampungan mereka diserbu oleh Bukhtunshir. Penulisan kembali kitab TAURAT dan TALMUD tidak lagi diketahui penulisnya dan waktu penulisannya.
KRISTEN ( Protestan)
Dalam agama Kristen Protestan, kitab suci mereka yaitu Injil versi King James, tidak lagi orisinil. Di samping pe-riwayatannya yang tidak mutawatir, bahkan tidak shohih, yang berbahasa aslinya pun tidak lagi diketahui. Bahkan dimungkinkan bagi mereka untuk melakukan revisi pada Injil-Injil-nya tersebut.
KATHOLIK
Dalam agama Katholik, kitab suci mereka yaitu Injil ver-si Douay tidak lagi orisinil. Karena periwayatannya yang tidak mutawatir, bahkan tidak shohih, yang berbahasa as-linya pun tidak lagi diketahui. Selain itu, Injil versi Katho- lik banyak mengalami penambahan yang tidak ada pada Injil versi Protestan.
HINDU
Kitab suci agama Hindu yaitu Veda, tidak hanyalah kidung-kidung gubahan para reci dan pertama yang dibuku kan tanpa diketahui penulis dan waktu ditulisnya. Bahkan tidak semua orang Hindu diizinkan mendengar dan membaca kitab Veda, yaitu Kasta Brahmana, Ksatria dan Waisya. Sedangkan kasta Sudra dan Paria dilarang keras mendengarkan Veda.
BUDHA
Kitab suci agama Budha yaitu Tripitaka hanya khutbah-khutbah Sidharta Gautama yang ditulis ¾ abad sepening-gal Sidharta, itu pun belum lengkap. Ditulis baru secara lengkap sekitar 4 abad setelah meninggalnya Sidharta.
F. Ruang Lingkup
Islam Sebagai Ajaran Universal
Islam sebagai ajaran yang haq dan sempurna
hadir di bumi diperuntukkan untuk mengatur pola hidup manusia agar sesuai
fitrah kemanusiaannya, yakni sebagai khalifah di muka bumi dengan kewajiban
mangabdikan diri semata-mata ke hadirat-Nya.
Islam sebagai ajaran universal sangatlah
menjunjung tinggi nilai kemasyarakatan, dimana Islam memiliki ajaran yang cocok
untuk seluruh kalangan masyarakat dimanapun ia tinggal (tempat) dan sampai
kapanpun (zaman).
Seperti yang
telah kita ketahui bersama bahwa, nabi-nabi sebelum NabiMuhammad Saw., diutus
Allah Swt. untuk menghadapi kaum mereka masing-masing. Misalnya saja Nabi
Ibrahim, Nabi Musa, dan Nabi Isa yang diutus oleh Allah kepada Bani Israil.
Atau Nabi Shaleh yang khusus diutus Allah untuk kaum Tsamud, seperti yang
tertera dalam surat Al-Naml ayat 45:
وَلَقَدْ
اَرْسَلْنَااِلَى ثَمُوْدَاَخَاهُمْ صَلِحًااَنِ اعْبُدُ فَاِذَاهُمْ فَرِيْقَنِ يختصمون
Artinya: “Sesungguhnya kami telah mengutus
kepada (kaum) Tsamud saudara mereka Shaleh (yang berseru): “Sembahlah Allah.”
Tetapi tiba-tiba mereka (menjadi) dua golongan yang bermusuhan.”[2]
Ayat di atas ialah salah satu contoh ayat
al-Qur’an yang menerangkan bahwa setiap nabi diutus khusus untuk kaumnya,
kecuali Nabi Muhammad SAW.. Adapun Nabi Muhammad diutus untuk seluruh umat
manusia sebagaimana yang telah disebutkan pada surat Al-Saba’ ayat 28:
وَمَا
اَرْسَلْنَكَ اِلاَّ كَاّفّةً لِلنَّاسِ بَشِيْرًاوَّنَذيْرًاوَّلَكِنَّ اَكْثَرَالنَّا
سِ لاَيَعْلَمُوْنَ
Artinya: “Tidaklah kami utus engkau kecuali
untuk membawa kabar baik dan peringatan bagi seluruh manusia, tetapi kebanyakan
orang tidak tahu.”[3]
Sabagai agama universal, Islam mengandung
ajaran-ajaran dasar yang berlaku untuk semua tempat dan zaman. Ajaran-ajaran
dasar yang bersifat universal, absolut, mutlak benar, kekal, tidak berubah dan
tidak boleh diubah itu – jumlahnya menurut para ulama- hanya kurang lebih 500
ayat atau kurang lebih 14 % dari seluruh ayat Al-qur’an. Perincian tentang
maksud dan pelaksanaan ajaran-ajaran dasar yang terkandung dalam Al-qur’an itu
disesuaikan dengan situasi dan kondisi tempat dan zaman tertentu. Dengan
demikianlah timbullah aliran-aliran dan mazhab-mazhab dalam ajaran-ajaran
Islam.
Dalam akidah atau teologi, timbul lima aliran,
yaitu: Khawarij, Murji’ah, Mu’tazilah dan Asy’ariyah, serta Maturidiyah. Dalam
fiqih atau hukum Islam, muncul empat mazhab: Hanafi, Maliki, Syafi’i, dan
Hanbali. Dalam politik lahir tiga aliran; Sunni, Khawarij, dan Syi’ah. Dalam
tasawuf tampil dua aliran: Sunni dan Syi’ah. Dalam filsafat timbul aliran
Al-Ghazali, aliran Al-Farabi, dan Ibn Rusyd. Aliran dan mazhab yang berbeda-beda
itu timbul sesuai dengan situasi dan kondisi tempat serta zaman masing-masing.
Karena semuanya adalah penafsiran dan
penjabaran dari ajaran-ajaran dasar al-Qur’an, maka semuanya berada dalam
kebenaran. Tidak dibenarkan bahwa hanya satulah dari mazhab dan aliran yang
berbeda-beda itu yang benar dan yang lainnya salah. Mengenai kenyataan ini
hadist Nabi mengatakan: “perbedaan di kalangan umatku adalah rahmat”.
Kecenderungan manusia berbeda-beda, maka dalam
aliran dan mazhab yang berbeda-beda itu, orang bisa menjumpai yang cocok dengan
dirinya. Dalam hal itu, semuanya dalam kebenaran, sehingga Islam yang dasarnya
satu, yaitu al-Qur’an-berbeda-beda coraknya. Belakangan timbul istilah ‘Islam
Mesir’, ‘Islam Saudi Arabia’, ‘Islam Iran’, ‘Islam Pakistan’, ‘Islam
Indonesia’, ‘Islam Malaysia’, dan sebagainya. Yang dimaksud dengan
istilah-istilah itu adalah bahwa di dalam Islam terdapat ajaran-ajaran yang
bersifat universal, tetapi penafsiran dan cara pelaksanaan ajaran-ajaran
universal itu berbeda dari satu tempat ke tempat yang lain.
Kebudayaan setempat besar pengaruhnya pada
penafsiran dan pelaksanaan ajaran-ajaran pokok yang bersifat unversal itu.
Sebagai contoh dapat disebut pelaksanaan kewajiban berpuasa bulan Ramadlan. Di
Indonesia malam-malam Ramadlan diisi dengan shalat tarawih beramai-ramai
sehingga masjid-masjid ramai dengan jama’ah. Tetapi setelah itu orang pergi
tidur seperti biasa. Di dunia Arab malam-malam Ramadhan berubah, menyerupai
siang. Kegiatan di dalam dan di luar rumah berlangsung sampai subuh. Idul fitri
di Indonesia dirayakan dengan halal bihalal, dan di Mesir dirayakan dengan
beramai-ramai berkunjung ke kuburan keluarga masing-masing. Di kuburanlah
ucapan saling memaafkan disampaikan. Di Indonesia hukum fiqih yang umum dipakai
adalah hukum fiqih Imam Syafi’i, tetapi di Mesir umapamanya, keempat
hukum fiqih (Syafi’i, Maliki, Hanafi, dan Hambali) telah dipakai.
Di indonesia, toleransi bermazhab kurang
dijumpai hingga sering terjadi pertentangan antara masing-masing penganut
mazhab, sedangkan di Mesir pertentangan mazhab-mazhab tersebut tidaklah
kelihatan. Umat Islam di Indonesia menekankah ibadah sehingga keislaman
seseorang dinilai dari pelaksanaan ibadahnya. Di Mesir yang ditekankan adalah
iman, sehingga keislaman seeorang diukur dari keimanan melalui ucapan syahadat.
Jadi, ajaran dasar Islam bersifat universal, tetapi penafsiran dan cara
pelaksanaannya bercorak lokal. Inilah yang dimaksud dengan ungkapan: Islam
adalah agama yang sesuai dengan semua tempat dan segala zaman.
Contoh keuniversalan ajaran Islam, ditinjau
dari zaman, adalah konsep musyawarah yang disebut dalam Al-Qur’an. ayat
mengatakan: Bermusyawaralah dengan mereka. Penjelasan tentang musyawarah
tidak ada dalam Al-Qur’an. Maka dalam sistem pemerintahan monarki Islam masa silam,
musyawarah dilaksanakan melalui raja dengan meminta pendapat dari
pembantu-pembantu dekatnya, dan setelah mempertimbangkan pendapat-pendapat itu
ia kemudian mengambil keputusan. Di zaman demokrasi pemerintah republik
yang sekarang umum terdapat dalam pemerintahan Islam, musyawarah dilakukan di
DPR. Dalam pada itu pengambilan keputusan berbeda-beda pula dari satu negara ke
negara Islam yang lainnya. Kita di Indonesia memakai sistem mufakat, sedang di
dunia Islam lain dipakai sistem suara terbanyak.
Keuniversalan Islam digambarkan juga oleh ilmu
yang dikembangkan ulama Zaman Klasik, yaitu zaman antara abad ke-8 dan 13 M.
Seperti dibuktikan oleh sejarah, yang dikembangkan oleh ulama Islam di zaman
itu bukan hanya ilmu-ilmu seperti tafsir, hadis, fiqih, tauhid, tasawuf, dan
lain-lain, tetap juga mengembangkan ilmu-ilmu keduniaan yang sekarang kita
sebut sains, seperti ilmu kedokteran, matematika, astronomi, kimia, optika,
geografi, dan sebagainya.
Kenyataan sejarah ini diakui oleh
penulis-penulis Barat sendiri, misalnya, Alfred Guillaume ketika ia mengatakan:
“Sekiranya orang Arab bersifat ganas seperti
orang Mongol dalam menghancurkan api ilmu pengetahuan… Renaisnans di Eropa
mungkin akan terlambat lebih dari dari seratus tahun.”
Sementara itu Lebon menulis:
“Orang Islamlah yang menyebabkan orang-orang
Eropa mempunyai peradaban. Merekalah yang menjadi guru orang Eropa selama enam
ratus tahun.”
Demikianlah universalitas ajaran Islam dan
sains yang dikembangkan Islam, sehingga Islam dianut di seluruh dunia, Islam
adalah agama universal yang cocok untuk semua tempat dan zaman, untuk semua
manusia, bangsa, bahasa, kebudayaan, dan adat istiadat. Berbahagialah orang
yang memilih Islam sebagai agamanya. Dan kita wajib memanjatkan puji syukur
kehadirat Allah Swt. atas nikmat yang dianugerahkan-Nya kepada kita.
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Dengan karakteristik
ajaran Islam yang demikian itu, maka sangatlah beralasan jika ada sementara
orang yang berpendapat bahwa islam adalah jalan hidup yang terbaik ( Islam
is the best way of life). Dengan sifatnya yang demikian itu, tidak pula
berlebihan jika ada sementara pendapat yang mengatakan, bahwa di masa depan
Islam akan dijadikan alternantif utama dalam memecahkan berbagai masalah yang
dihadapi umat manusia.
B.
SARAN
Dengan makalah ini pembaca diharapkan dapat
memahami pembahasan tentang karakteristik ajaran Islam. Kami menyadari makalah
ini masih jauh dari sempurna,oleh karenanya diharapkan masukan atau
kritik/saran yang membangun sehingga kami dapat membuat karya yang lebih baik
dimasa yang akan datang. Semoga makalah
ini dapat menambah keilmuan serta wawasan para pembaca dalam hal
karakteristik ajaran Islam.
DAFTAR PUSTAKA
1. Abdullah Muhammad Yatimin. 2006. Studi Islam Kontemporer. Jakarta: Sinar
Grafika Offset.
2. Nata Abuddin. 2011. Studi Islam Komprehensif. Jakarta: Prenada Media Group
4. Dr.Atang Abd
Hakim,Dr.Jaih Mubarok.2011.Metodologi Studi Islam.Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
5. Husaini,Ahmad.2004.Konflik
Yahudi,Kristen dan Islam.Jakarta: PT Gema Insani
[1] Studi
Islam Komprehensif, hal. 113.
[2] Studi
Islam Kontemporer, hal. 14.
[4] Studi
Islam Komprehensif, (hlm 114).
[5] Mukhtar al-Hadits al-Nabawiah , (hlm 144).
[6] Studi Islam Komprehensif, hal. 49.
[7]Studi
Islam Komprehensif, (hlm50-82)
[8]Dr. Atang
Abdul Hakim,Dr.Jaih Mubarok.2011.Metodologi Study Islam.Bandung:PT Remaja
Rosdakarya hlm.4
[9]Ali-imran ayat 19
[10]Husaini,Ahmad.2004.Konflik
Yahudi,Kristen dan Islam.Jakarta:Gema Insani cet.1 hlm.2
[11]Surat al Ikhlas :1-4
Komentar
Posting Komentar