Ilmu mantiq, kaidah berfikir Islam, (penalaran demonstratif dan penalaran langsung




KATA PENGANTAR


Alhamdulillah, segala puji kita panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat karunianya kami bisa menyelesaikan makalah ini dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Metode Tafsir. Shalawat dan salam semoga selalu terlimpah curahkan kepada nabi kita Nabi Muhammad saw beserta keluarga, kerabat, dan sahabatnya hingga kita umatnya yang mengikuti sunah-sunah beliau.
Ucapan terima kasih kami haturkan kepada segenap pihak yang telah berkontribusi dalam penyusunan makalah ini. Terlebih kepada dosen pembimbing yang telah membimbing kami hingga tersusunlah makalah ini. Selanjutnya, kami merasa bahwa makalah ini masih diperlukan banyak perbaikan. Oleh karenanya kritik dan saran yang konstruktif kami harapkan dari para pembaca.
Akhirnya mudah-mudahan makalah ini bermanfaat untuk kita semua khususnya bagi penyusun sendiri.

Jakarta, 20 November 2017

Penyusun




DAFTAR ISI
Kata pengantar............................................................................................................................2
Daftar isi.....................................................................................................................................3
Bab I Pendahuluan.....................................................................................................................4
Bab II Pembahasan.....................................................................................................................5
C. Penalaran demonstratif..........................................................................................................5
            1. Penalaran langsung.....................................................................................................5
            2. Penalaran tidak langsung............................................................................................5
D. Penalaran langsung................................................................................................................6
            1. Pengertian penalaran langsung...................................................................................6
            2.Macam-macam penalaran langsung............................................................................6
Bab III kesimpulan ....................................................................................................................8
Daftar pustaka............................................................................................................................9
BAB I
PENDAHULUAN
Penalaran dalam bahasa arabnya di sebut istidlal, yang mana secara bahasa di artikan dengan ‘’mencari dalil, indicator, atau petunjuk” sehingga dapat di peroleh suatu pengertian dan kesimpulan. Dalam terminologi ilmu mantiq (istidlal) adalah berpindahnya pikiran dengan teknik tertentu dari sesuatu yang sudah di ketahui (ma’lum) kepada sesuatu yang belum di ketahui, sehingga yang belum di ketahui (majhul) dapat di ketahui, atau dengan ungkapan lain, berupaya memahami yang belum di ketahui melalui yang sudah di ketahui atau mengambil satu kesimpulan.
Penalaran terbagi dua yaitu penalaran langsung dan penalaran tidak langsung. Yang mana tiap-tiap bagian mempunyai ciri-ciri yang khas.
Penalaran langsung adalah penalaran yang didasarkan pada sebuah proposisi kemudian disusul proposisi lain sebagai kesimpulan dengan menggunakan Term yang sama. Ada dua penalaran langsung yakni penalaran oposisi dan penalaran Eduksi. Adapun penalaran tidak langsung adalah penalaran yang didasarkan atas dua proposisi atau lebih kemudian disimpulkan. Penalaran langsung dan tidak langsung ini untuk mengolah proposisi kategoris.

BAB II
PEMBAHASAN
C. Macam-macam penalaran demonstratif
            Dalam pandangan ibn Rusyd penalaran demonstratip (burhaniyah) belum di temui dimasa generasi muslim awal, namun hal ini bukan berarti bid,ah. Metode ini sama sekali tida bertentangan dengan syariat. Ibnu  Rusd menganjurkan kepada ummat islam untuk mempelajari ilmu ini, kepada hasil pencapaian orang-orang terdahulu meskipun mereka tidak tidak beragama islam. Hanya saja ummat islam perlu selektip terhadap warisan intelektual mereka, dengan mengambil yang tidak bertentangan dengan syariat dan membuang atau menolak hal hal yang tidak sesuai dengan ajaran islam.
Ibn rusyd menimpali meskipun belum di pakai oleh ulama salaf, kasus-kasus demikiaan bukan hambatan bagi ummat islam untuk berfikir kritis dan bebas.
a)      Penalaran langsung
Penalaran langsung merupakan penalaran yang premisnya hanya sebuah proposisi dan langsung disusul dengan proposisi lain sebagai kesimpulannya. Penalaran langsung ditarik hanya dari satu premis saja. Penarikkan konklusi secara langsung dapat memberikan keterangan yang lengkap tentang proposisi yang diberikan, yaitu dengan menyatakan secara eksplisit apa-apa yang telah dinyatakan secara implisit didalam premis. Contoh : semua bintang sepak bola memakai sampo Rejois (S=P).  Jadi, sebagian pemakai sampo Rejois adalah bintang film Istilah penalaran langsung berasal dari Aristoteles untuk menunjukkan penalaran, yang premisnya hanya terdiri dari sebuah proposisi saja. Konklusinya ditarik langsung dari proposisi yang satu itu dengan membandingkan subjek dan predikatnya.
b)      Penalaran tidak langsung
Penalaran tidak langsung, penarikan konklusinya atas lebih dari satu proposisi. Konklusinya ditarik dari dua premis.
Penalaran tidak langsung merupakan penalaran yang premisnya terdiri atas beberapa profosisi, sehingga dapat di simpulkan.

Penalaran tidak langsung terbagi dua, yaitu penalaran induktif dan penalaran deduktif.
v  Penalaran induktif
Merupakan penalaran yang di mulai dari proposisi-proposisi khusus, kemudian di simpulkan menjadi proposisi umum. Konklusi lebih luas dari pada premis.
Contoh :  logam memuai kalau di panaskan
                Memuai kalau dipanaskan
                Semua logam memuai kalau di panaskan
v  Penalaran deduktif
Merupakan penalaran yang di mulai dari proposisi umum di proleh dari kesimpulan yang bersifa khusus.konklusi lebih sempit dari pada premis.
Contoh: semua mansia akan mati
              Bambang adalah manusia
              Bambang akan mati
D, penalaran langsung

1.      Penalaran langsung adalah penalaran yang didasarkan pada sebuah proposisi kemudian disusul proposisi lain sebagai kesimpulan dengan menggunakan term yang sama. Ada dua penalaran langsung yakni penalaran oposisi dan penalaran eduksi
2.      Macam-macam penalaran langsung
o   Penalaran Perlawanan/Oposisi
Penalaran perlawanan atau oposisi adalah sebuah kegiatan menyimpulkan secara langsung dengan membandingkan antara proposisi yang satu dengan proposisi yang lain dalam term yang sama, tetapi bisa berbeda kuantitas ataupun kualitasnya untuk menentukan kesahihan sebuah proposisi.
Hukum Penalaran Oposisi
Proposisi tunggal berdasarkan kuantitas dan kualitasnya dapat dibedakan atas 4 macam sebagai berikut.
 Proposisi universal afirrnatif, dirumuskan: œx.Px, “semua adalah P”.
 Proposisi universal negatif, dirumuskan: œx.-Px, “semua bukan P”.
 Proposisi partikular afirmatif, dirumuskan: ›x.Px, “ada yang P”.
Proposisi partikular negatif, dirumuskan: ›x.-Px, “ada yang bukan P”.
Perlawanan Kontradiksi (A – O dan I – E)
Pertentangan antara dua pernyataan atas dasar term yang sama, tetapi berbeda dalam kuantitas dan kualitasnya. Hukumnya:
Jika yang satu benar, maka yang lain tentu salah.
Jika yang satu salah, yang lain tentu benar.
Tidak ada kemungkinan ketiga.
Perlawanan Kontraris (A – E)
Pertentangan antara dua pernyataan universal atas dasar term yang sama, tetapi berbeda dalam kualitasnya. Hukumnya :
Jika yang satu benar, yang lain tentu salah
Jika yang satu salah, yang lain dapat benar, tapi juga dapat salah.
Ada kemungkinan ketiga, yakni kedua-duanya sama-sama salah.
Penalaran Tidak Langsung Proposisi Kategoris
o      Penalaran Eduksi
Penalaran eduksi ada tiga bentuk yakni bisa menukar kedudukan term, menegasikan term, dan bisa menukar dan menegasikan term dalam proposisi.
Ø  Konversi adalah jenis penyimpulan langsung dengan cara menukar kedudukan subjek dan predikat tanpa mengubah makna.
Ø  . Inversi adalah jenis penyimpulan langsung dengan cara menegasikan (mengingkari) subjek dan predikat pada proposisi.
Ø  . Kontraposisi adalah jenis penyimpulan langsung dengan cara menukar kedudukan subjek dan predikat serta menegasikannya.





BAB III
KESIMPULAN
A.Kesimpulan
             Penalaran langsung adalah penalaran yang didasarkan pada sebuah proposisi kemudian disusul proposisi lain sebagai kesimpulan dengan menggunakan term yang sama. Ada dua penalaran langsung yakni penalaran oposisi dan penalaran eduksi.
Adapun penalaran tidak langsung adalah penalaran yang didasarkan atas dua proposisi atau lebih kemudian disimpulkan. Penalaran langsung dan tidak langsung ini untuk mengolah proposisi kategoris
B. Saran
        Penalaran langsung adalah penalaran yang didasarkan pada sebuah proposisi kemudian disusul proposisi lain sebagai kesimpulan dengan menggunakan term yang sama. Ada dua penalaran langsung yakni penalaran oposisi dan penalaran eduksi.
Adapun penalaran tidak langsung adalah penalaran yang didasarkan atas dua proposisi atau lebih kemudian disimpulkan. Penalaran langsung dan tidak langsung ini untuk mengolah proposisi kategoris



Dafatar pustaka
H.A Kadir Sobur , Jurnal logika dan penalaran dalam persfektif ilmu pengetahuan, fakultas Ushuluddin IAIN STS jambi

Sambas, syukriadi, mantik kaidah berfikir Islam, PT Remaja Rosdakarya, 2016, Jakarta


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dzahir dan Ta'wil dalam studi ilmu ushul fiqih.

Tafsir Maudhu'i dalam perkembangan ilmu tafsir

Makalah metode tafsir Ijmali dalam studi Ilmu Tafsir