puisi ( Amarah yang terpendam )
‘’amarah yang terpendam’’ Mukanya memerah marahnnya kepadaku marahnya burung Garuda Marahnya Negeriku Apakah karena aku tidak sekolah atau hanya kekurangan duit apakah aku tidak tau atau hanya pura-pura tidak tau tapi mungkin hanyalah sekedar memperbesar perut. Ketika duduk di kursi yang empuk dan udara yang sangat sejuk beserta pakaian kebesaran... semua serba wah...wah...dan wah.... Aku punya segalanya mobil mewah rumah mewah pakaian mewah tapi rasanya perut ku masih kelaparan perutku masih kurang besaaarrr,,..... Sementara di sana--mereka makan dengan mengais sampah aku ngak peduli asalkan tunjangan jangan di potong dan bila perlu di tambah- Sementara di sana ada anak-menjerit kelaparan itu bukan urusan ku asalkan dompetku tetap tebal. Atau mungkin di sana— masih ada yang bertarung nyawa hanya untuk mendapt kan satu mata pelajaran dari gurunya itu juga bukan urusanku karena aku dulu sekolah nya susah..... ...